Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mungkin tak pernah mengira virus corona akan sejauh ini menyerang Indonesia. Awal-awal corona merebak di Wuhan dan perlahan masuk Singapura, Terawan berkali-kali memperlihatkan keyakinannya, bahwa corona tidak akan masuk ke Indonesia. Terawan menyebut, kekuatan doa orang Indonesia bisa menjadi salah satu penyebab corona 'takut' masuk Tanah Air.
Ucapan Terawan sebagai dokter spesialis terapi otak yang dikagumi banyak tokoh seperti SBY dan Prabowo, awalnya mampu mengobati rasa khawatir masyarakat Indonesia. Terlebih, ketika Terawan kembali mengimbau agar orang sehat tidak perlu mengenakan masker. Masker menurut Terawan hanya dibutuhkan mereka yang sedang sakit flu atau demam serta para tenaga medis. Lagi-lagi, masyakarat Indonesia kembali tenang.
Di saat bersamaan, corona semakin mengamuk di Singapura, menyebar ke Malaysia, hingga pada akhirnya perlahan masuk ke Indonesia. Puncaknya, dua warga Depok, Jawa Barat dikabarkan positif corona. Lalu, dimulailah kepanikan itu. Masyarakat semakin was-was lantaran corona ternyata berani menyerang Indonesia.
Setiap hari, yang dimulai awal Maret 2020, korban positif corona terus bertambah. Celakanya lagi, tidak hanya berfokus di Depok, tetapi juga menyebar hingga ke Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Surabaya, hingga ke Sumatera Utara. Bahkan, internal Kabinet Indonesia Maju yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ikut dinyatakan positif corona.
Ternyata, prediksi dan keyakinan Terawan betul-betul salah total. Corona kini menghantam Indonesia dengan keras. Tanpa ampun. Presiden Jokowi harus menetapkan status darurat corona nasional menggantikan opsi lockdown yang barangkali terlalu menyeramkan bagi nasib ekonomi maupun sosial-politik.
Belakangan, imbauan tak perlu mengenakan masker bagi orang sehat pun ikut memudar. Uniknya, bersama jajaran kabinet yang dipimpin Menhan Prabowo Subianto, Terawan sendiri terlihat ikut mengenakan masker saat menyambut kedatangan bantuan alat kesehatan dari China di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Padahal, seluruh jajaran kabinet dinyatakan sehat dan negatif corona. Lalu, apakah Terawan kini sudah ikut-ikutan khawatir sebagaimana seluruh rakyat Indonesia? Saya tidak bisa menjawabnya. Tapi kalaupun Terawan merasa khawatir, hal itu sangatlah manusiawi. Lumrah terjadi pada manusia biasa.
Mencermati peristiwa dalam beberapa minggu terakhir, apakah Terawan sudah waktunya mengundurkan diri sebagai Menteri Kesehatan? Sebuah desakan yang sangat masuk akal sebetulnya. Meskipun, keputusan itu tetap berada di tangan Terawan yang bisa dengan sukarela meletakkan jabatannya. Atau opsi kedua, Terawan dicopot oleh Presiden. Ketimbang opsi kedua, opsi pertama tentu saja lebih jantan dan terhormat.
Sebagai gambaran, seperti diberitakan banyak media massa, saat ini sudah terdapat dua Menteri Kesehatan di negara yang juga mengalami serangan corona dengan sukarela mengundurkan diri. Pertama, Menteri Kesehatan Belanda, Bruno Bruins. Kedua, Menteri Kesehatan Ekuador Catalina Andramuno yang juga mundur karena merebaknya virus corona di negara Amerika Selatan itu.
Kini, pertanyaan kembali mengemuka. Apakah Menteri Terawan sudah waktunya mengundurkan diri? Kalau menurut saya, dengan penuh rasa hormat dan tanpa bermaksud meremehkan kerja keras Menteri Terawan selama ini, inilah waktu yang tepat untuk mengundurkan diri.
Menurut Anda?