Kemeja putih kembali populer, busana khas para calon menteri yang dipanggil Presiden ke Istana. Tapi ini bukan sedang membahas soal kemeja putih. Tetapi soal pendekatan kultural yang kerap dijadikan pertimbangan seorang pemimpin untuk memilih anak buah. Dalam hal ini, Presiden Jokowi, dan juga Presiden sebelumnya, tak pernah absen memasukkan unsur pendekatan kultural dalam menentukan para pembantunya di kabinet.
Sederhananya, pemilihan menteri memerlukan pendekatan yang sangat kompleks. Bukan saja dari aspek dukungan politik dari parpol atau pengalaman panjang sebagai professional, tetapi seorang kandidat juga wajib mewakili aspek-aspek lain yang tak kalah penting. Antara lain, adanya keterwakilan wilayah NKRI maupun keterwakilan golongan. Dalam posisi tertentu, seperti pos Menteri ESDM, aspek kultural juga perlu dipertimbangkan.
Bila ditinjau dari aspek keterwakilan wilayah, dipastikan ada menteri yang berasal dari Sabang hingga Merauke. Misalnya, akan ada menteri yang berdarah Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Ambon, Papua, dan tentu saja dari Pulau Jawa. Model penyusunan kabinet berdasarkan keterwakilan wilayah ini bahkan sudah berlangsung sejak Republik Indonesia berdiri.
Berikutnya adalah keterwakilan golongan, yakni dengan menunjuk menteri yang dapat mewakili seluruh golongan. Dengan demikian, kabinet selalu diisi oleh mereka yang berlatarbelakang agama yang berbeda pula. Selain Islam yang memang mayoritas, kabinet juga harus diwakili oleh menteri yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, maupun Budha.
Dalam hal ini, posisi Menteri ESDM yang dikabarkan akan dijabat Jhonny G Plate menjadi sangat relevan. Plate memenuhi semua aspek yang dibutuhkan yakni dukungan politik maupun keterwakilan wilayah dan golongan. Sebagai putera asal NTT dan beragama Katolik, Plate mewakili kawasan Indonesia bagian Timur serta perwakilan agama Katolik.
Ditambah lagi, dan ini juga penting dipertimbangkan, penunjukan Plate yang beragama Katolik juga cukup relevan dengan bidang yang akan ditanganinya. Diketahui, Kementerian ESDM sangat banyak berhubungan dengan investasi dari luar negeri. Kebetulan pula, para investor dari luar negeri mayoritas beragama Katolik atau Kristen. Di sinilah alasan kultural memiliki peranan. Persis seperti Jonan Ignasius yang sebelumnya diplot sebagai Menteri ESDM.
Kira-kira begitu sih menurut saya. Entah menurut Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H