Lihat ke Halaman Asli

Ishak Pardosi

TERVERIFIKASI

Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Drama di Balik Mundurnya Bos BRI, Adu Kuat Jokowi-Rini?

Diperbarui: 30 Agustus 2019   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi dan Rini di Kantor Transisi 2014 (Kompas.com)

Menteri BUMN Rini Soemarno mengantongi rahasia. Sebuah rahasia yang kemungkinan besar menyangkut Presiden Jokowi. Sampai-sampai, Rini nekat bermanuver sendiri mengocok ulang jajaran direksi perusahaan BUMN. Tanpa perlu koordinasi kepada calon direksi yang ditunjuk. Juga kepada Presiden. Perintah Jokowi diabaikan, yang melarang perombakan posisi strategis di seluruh kementerian dan lembaga hingga masa akhir kabinet Oktober nanti.

Kira-kira begitulah opini yang terbentuk saat ini ketika Rini merombak jajaran direksi BUMN Perbankan. Bos BRI Suprajarto kemudian menolak perintah Rini yang menugaskannya ke BTN. Alasannya, Rini tak pernah mengajak musyawarah terlebih dahulu tetapi langsung memutuskan sendiri. Suprajarto dalam keterangannya tak terima perlakuan seperti itu. Ia menolak dan memilih liburan dulu.

Namun, betulkah sesederhana itu? Rasanya tidak juga. Mari kita simak pernyataan Suprajarto yang menyebut belum pernah diajak musyawarah sebelumnya. Itu berarti, Suprajarto sebetulnya sudah mengetahui kabar akan dipindahkan ke BTN. Apalagi, desas-desus perombakan direksi BUMN sudah terdengar beberapa pekan lalu. Sehingga, mustahil Suprajarto tidak tahu terhadap nasib jabatannya di BRI. Jangankan nama direksi BUMN, nama menteri sekalipun sudah 'bocor' jauh sebelum pengumuman.

Dengan demikian, Suparjarto sejatinya sudah tahu akan dipindahkan ke BTN sebelum RUPS BRI digelar. Pertanyaannya, kenapa Suprajarto menolak? Ada dua alasan. Pertama, jabatan Dirut BTN memang kelasnya lebih 'rendah' ketimbang Dirut BRI. Artinya, sama saja dengan turun kelas yang erat kaitannya dengan gengsi. Kedua, Suprajarto punya 'gacoan' alias 'beking' yang lebih kuat ketimbang Rini. Lantas, alasan mana sebenarnya yang membuat Suprajarto melawan keputusan Rini?

Saya melihatnya lebih ke alasan kedua. Bahwa Suprajarto juga bukan sosok sembarangan, sama seperti Rini. Keduanya kini menjelma menjadi dua kekuatan yang sedang bertarung. Mari kita simak Rini terlebih dahulu. Rini oleh banyak kalangan disebut sebagai menteri super power. Indikasinya, Rini selalu aman dari reshuffle kabinet. Bahkan, DPR terlihat frustasi menghadapi Rini hingga menolak kehadirannya dalam rapat-rapat di parlemen. Penolakan Rini di parlemen pun tak mempan. Rini tetap kokoh di kabinet Jokowi.

Lalu kenapa Rini bisa sesakti itu? Jelas, Rini berjasa besar dalam pemenangan Jokowi-JK pada Pemilu 2014 lalu. Ingat, Rini juga bertindak sebagai salah satu anggota transisi kabinet dari era SBY ke Jokowi. Saat itu, Rini bersama Anies Baswedan. Bila Anies akhirnya terpental dari kabinet, Rini terus bertahan. Di Pemilu 2019 kemarin, Rini sudah pasti ikut kembali berkontribusi. Soal apa kontribusinya, itu urusan mereka. Tapi yang jelas, Rini merupakan aset berharga bagi Jokowi. Sehingga dugaan kalau Rini memegang 'rahasia' Jokowi, pada dasarnya ada betulnya juga.

Sekarang, sehebat apa sih Suprajarto? Ini juga menarik disimak. Walaupun jarang diperbincangkan dalam konteks politik, tetapi secara gamblang sudah hampir bisa disimpulkan bahwa 'beking' Suprajarto merupakan sosok di atas atau minimal selevel Menteri Rini. Siapakah dia? Saya tidak tahu. Tetapi yang pasti, penolakan Suprajarto terhadap 'perintah' Rini sudah cukup menggambarkan adanya pergolakan politik di internal Jokowi sendiri.

Apakah Jokowi dan Rini sudah tak lagi seiring seirama di kabinet jilid kedua nanti? Bisa ya bisa tidak. Tergantung seberapa besar pengaruhnya terhadap kepentingan mereka bersama. Mungkin saja Rini tidak lagi masuk dalam jajaran kabinet karena kekuatannya mulai memudar. Namun jangan kaget juga apabila Rini kembali tampil dalam perkenalan kabinet baru Jokowi nanti.

Tapi ini hanya dugaan saya. Bukan sebuah kebenaran. Jadi tidak perlu langsung percaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline