Lelaki identik dengan keperkasaan. Dalam segala hal. Perkasa di setiap tempat dan situasi. Kalau tak perkasa bukan lelaki namanya. Harus kuat, tegar, dan bersemangat. Apapun situasinya. Itulah lelaki perkasa.
Tapi perkasa juga punya makna lain bagi lelaki. Anda pasti sudah paham maksud saya, tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut. Berkaitan dengan keperkasaan itu, ada satu menu yang kerap dibahas sembari bercanda.
Apa lagi kalau bukan "torpedo" kambing alias alat kelamin hewan herbivora itu. Namanya juga torpedo, tentu identik dengan jantan. Alat kelamin kambing jantan, lebih jelasnya.
Pada saat Hari Raya Idul Adha, kurban yang paling banyak adalah kambing dan sapi. Nah, torpedo kambing yang dikurbankan pun kerap jadi incaran para lelaki. Konon, torpedo itu ampuh mendongkrak keperkasaan.
Kepercayaan seperti itu bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun. Banyak yang meyakini dan mengaku telah membuktikannya. Manjur dan ampuh. Menjadi lebih perkasa. Luar biasa. Tapi ada juga yang menganggapnya hanya mitos belaka. Nggak 'ngaruh, hoaks.
Terus, mana yang betul? Ternyata nih, menurut Profesor Ari Fahrial Syam, Dekan FK UI, seperti diberitakan Antaranews.com, torpedo kambing sama sekali tak berpengaruh terhadap keperkasaan lelaki. Itu hanya mitos belaka.
Prof Ari lebih percaya kalau keperkasaan usai konsumsi torpedo sebetulnya bukan karena torpedonya. Namun karena meningkatnya rasa percaya diri usai menyantap torpedo. Meminjam istilah yang tenar beberapa waktu lalu, torpedo adalah hoaks yang membangun.
Dengan torpedo, kepercayaan diri mendadak meningkat yang untungnya berbuah keperkasaan. Padahal, torpedo sama sekali tak mengandung zat yang dapat mendongkrak keperkasaan. Tapi itu tadi, torpedo bisa dibilang hoaks yang membangun.
Nah, sekarang masih percaya torpedo kambing? Boleh percaya dan silakan tidak percaya.