Lihat ke Halaman Asli

Ishak Pardosi

TERVERIFIKASI

Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Membayangkan Jokowi Urus Langsung Obat Anti-Tetanus untuk Puskesmas Parsoburan

Diperbarui: 30 Juli 2019   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden dan Ibu Negara berkunjung ke Danau Toba, Senin (29/7/2019). Foto: Instagram/@jokowi

Mungkin ini terlalu kecil diurus Presiden Jokowi. Masa sih untuk ketersediaan obat anti tetanus saja harus melapor ke orang nomor satu. Bahkan tak perlu ke Bupati, di level Kepala Dinas Kesehatan saja beres itu. Presiden itu urusannya yang lebih rumit dan kompleks. Istilahnya di tataran strategis bukan lagi teknis. Misalnya, merancang agar Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia, menjadi "Bali Kedua", yang punya daya tarik luar biasa bagi turis khususnya mancanegara.

Itulah sebabnya Jokowi sangat rajin berkunjung ke Tanah Batak. Bolak-balik alias mondar-mandir. Hari ini saja hingga dua hari ke depan, Jokowi akan berkeliling di wilayah Tapanuli, seperti ke Samosir, Balige, hingga Tarutung. Agendanya memastikan pembangunan kawasan Danau Toba sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia. Kalau menurut Rizal Ramli, menjadi Monaco-nya Asia. Sayang, beliau keburu dicopot Jokowi.

Tetapi anehnya, meski Jokowi kepincut Danau Toba, kepala daerah khususnya Bupati Tobasa saat ini tampaknya luput berbenah. Bukan soal menjamu atau mempersiapkan protokoler keperluan Presiden. Namun ini soal rakyat, warganya sendiri. Tepatnya, di Parsoburan, ibukota Kecamatan Habinsaran, berjarak 40 kilometer dari Balige, ibukota Tobasa. Pada kunjungan sebelumnya, Jokowi sudah pernah mencicipi kopi khas Parsoburan saat mengunjungi sebuah "lapo" di Balige.

Bayangkan saja, obat anti tetanus (ATS) saja tidak tersedia alias kosong di Puskesmas Parsoburan. Berita kosongnya obat ATS ini kemudian banyak dibahas di media sosial khususnya grup Tobasa. Ceritanya, seorang warga yang mengalami kecelakaan kerja terpaksa harus melakukan suntik ATS di luar Puskesmas. Tak lupa, pihak Puskesmas meminta korban untuk menandatangani pernyataan bahwa pihak Puskesmas telah menganjurkan agar korban melakukan suntik ATS di tempat lain.

Miris sekali. Di ibukota kecamatan yang wilayahnya sangat luas mencakup puluhan desa saja, tidak terdapat ATS. Ironisnya, menurut penuturan korban sesuai keterangan pihak Puskesmas, kekosongan obat ATS itu sudah berlangsung beberapa bulan. Bukan kemarin sore. Tapi kok didiamkan? Itulah pokok soalnya.

Saya tidak tahu apakah Pemkab Tobasa memang tidak lagi punya anggaran kesehatan. Tapi rasanya lucu dan aneh kalau sampai obat ATS saja tidak mampu disediakan. Di grup facebook Tobasa, mayoritas warganet meluapkan rasa pesimismenya, bahwa Bupati Tobasa tidak akan peduli terhadap persoalan tersebut.

Kalau warganya saja sudah pesimis, mungkin di situlah peran Jokowi sebagai atasan Bupati. Agar Presiden sudi kiranya menegur Bupati, walau hanya untuk urusan remeh-temeh begini. Mumpung lagi di Tapanuli, dan sudah pasti para bupati di sana mendampingi, tolong bisikkan dong Pak Jokowi. Saya membayangkan Presiden Jokowi memerintahkan begini: "Pak Bupati, besok pagi sudah harus ada obat ATS di Parsoburan."

Saya yakin langsung beres itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline