Lihat ke Halaman Asli

Ishak Pardosi

TERVERIFIKASI

Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Jenderal Siburian, Sosok Penting di Balik Macet Arus Medsos

Diperbarui: 24 Mei 2019   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelantikan Kepala BSSN, Hinsa Siburian (presidenri.go.id)

Media sosial alias medsos dalam dua hari ini betul-betul macet. WhatsApp terutama, disusul Facebook yang geraknya super bekicot. Kabarnya, karena akun saya telah mati suri, Instagram juga sama. Twitter sedikit mendingan, tak terlalu bikin uring-uringan.

Penyebabnya semua sudah tahu. Yang jelas, satelit kita dalam kondisi baik dan masih mengangkasa. Tak sedang dibajak astronot usil yang berniat mengirim kita kembali ke zaman SMS tanpa sambungan internet.

Akibat ngadatnya arus medsos itu pun terasa sekali. Mengirim foto saja sulit, boro-boro berkirim video. Semua merasa terganggu walau tak semua orang berusaha memahami maksud baik di balik kemacetan itu.

Sebagian menggangap rezim panik dan optimis tak lama lagi bakal lengser. Oh No! Sebagian lagi lebih memikirkan nasib dagangannya yang online-online itu, sulit unggah foto baru, menggaet calon kastamer menjadi terganggu, hingga berdampak sistemik terhadap melorotnya omzet penjualan.

Tak lama, Menkominfo Rudiantara pun berkomentar. Mengaku kalau pelambatan jaringan internet memang disengaja, bukan lantaran kendala teknis semisal karena ponsel memang sudah kehabisan paket data. Tujuannya, semua sudah tahu kan, tak perlu dijabarkan lagi di mari.

Yang mungkin luput dari pantauan netizen soal kemacetan medsos itu adalah sosok Letjen (Purn) Hinsa Siburian. Siapa dia? Dari namanya, sudah bisa ditebak: ia berdarah Batak, pun dari marganya. Hinsa dalam bahasa Batak berarti 'gesit, cepat, tangkas, atau bersemangat'.

Tak meleset memang, Hinsa langsung tancap gas sehari setelah dilantik sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) oleh Presiden Jokowi, Selasa (21/5/2019) menggantikan pejabat lama Djoko Setiadi.

Sebagai bos baru BSSN (dulu bernama Lembaga Sandi Negara/Lemsaneg), Hinsa yang merupakan lulusan terbaik Akabri 1986, ini dengan sigap bekerja: macetkan jaringan medsos.

Bukannya Kementerian Kominfo yang berwenang memacetkan internet? Menurut saya juga demikian, secara teknis lebih tepatnya. Sementara BSSN lebih berperan dalam skala strategis, memantau arus siber dan secepat mungkin mengerem wara-wiri informasi yang dianggap rawan menimbulkan keresahan.

Caranya, mungkin, meminta Kominfo agar membatasi paket data satelit kita. Dibikin ke paket murah sehingga saat berkirim foto atau video sudah pasti lodang-loding, muter-muter mirip supir round di Terminal Tarutung, Tapanuli Utara, kampung halaman Jenderal Hinsa.

Jenderal Hinsa, walau mentok di posisi Wakasad sebelum pensiun akhir 2017 lalu, adalah salah seorang putera kebanggaan Batak. Prestasi militernya moncer, baik semasa bertugas di Sat Gultor Kopassus maupun saat menjadi Pangdam Cenderawasih di Papua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline