Namanya Batu Manumpak (dibaca: Manuppak). Dari namanya, bisa ditebak kalau yang mau dibahas kali ini adalah sebuah batu. Uniknya, ini bukan batu sembarang batu, tetapi sebuah batu yang menjulang tinggi.
Itulah kenapa disebut Batu Manumpak, yang dalam bahasa Batak bermakna "batu yang menjulang ke atas". Belum pasti seberapa tinggi batu ini, namun ditaksir mencapai 40 meter. Warna batunya sendiri bercorak keputihan semacam batu kapur.
Karena ciri khasnya itu, perkampungan di sekelilingnya juga dinamai Batu Manumpak. Tepatnya Desa Batu Manumpak, Kecamatan Nassau, Tobasa, Sumut.
Kecamatan Nassau yang juga beribukota di Nassau merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Habinsaran pada 2006 lalu. Adapun nama Nassau, yang berbau nama Eropa, konon dipatenkan kolonial Belanda semasa penjajahan.
Batu Manumpak berada di deretan pegunungan, ditumbuhi pepohonan cukup rindang dan tak jauh dari perkampungan. Sehingga bukan perkara sulit untuk mencapai puncak Batu Manumpak, walau juga harus tetap berhati-hati.
Dari kejauhan, batu ini masih tampak cukup jelas, misalnya jika dipandang dari Parsoburan, ibukota Kecamatan Habinsaran, atau sekitar 17 kilometer dari Nassau.
Mayoritas penduduk di kampung ini berprofesi petani kopi, sawah, juga "andaliman" tanaman bumbu khas Batak. Walau indah, pesona batu ini hingga kini belum terjamah maksimal semisal diberdayakan sebagai salah satu objek wisata.
Padahal, akses ke sana sudah tergolong baik. Bisa ditempuh sekitar 2 jam dari Balige, ibukota Kabupaten Tobasa. Atau hanya sekitar 30 menit dari Parsoburan, ibukota Habinsaran.
Beginilah keunikan dan keindahan Batu Manumpak dilihat dari pantauan udara:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H