Nuansa teduh langsung menyergap ketika suara lonceng gereja dipadu sayatan biola yang terdengar mendayu. Adegan kemudian berlanjut di dalam gedung gereja dengan menampilkan acara prosesi pemakaman yang dipimpin seorang pendeta. Kematian, itulah tema utamanya. Bahwa setiap manusia pada akhirnya akan meninggalkan dunia. Namun, seberapa siapkah manusia masuk surga?
Sebuah pesan sarat makna dalam sebuah lagu berjudul "Diparade" (Disediakan) Ciptaan Marisi Pasaribu. Semakin meresap karena lagu itu dibawakan dengan apik oleh Koor Ama HKBP Cijantung. Dengan mengambil lokasi syuting di tempat terbuka, lirik demi lirik "Diparade" mengajak pendengarnya untuk menghayati perjalanan hidup hingga pada akhirnya menghadap Sang Khalik. Kematian itu sendiri merupakan "upah" dari dosa yang sudah pasti dimiliki semua manusia tanpa kecuali.
Lalu ke manakah manusia setelah mati? Jawabannya adalah ke surga. Sebab Tuhan telah menyediakan surga bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Tetapi modal percaya saja tentu tidak cukup. Kehidupan selama di dunia haruslah dibekali dengan perbuatan baik bagi sesama. Bekal itulah yang menjadi kunci keabadian selama-lamanya di surga.
Selain lagu "Diparade", masih ada 9 judul lagu lain yang seluruhnya dibawakan Koor Ama HKBP Cijantung. "Sada do Debata, Ari Paruhuman, Di Silangi, Kasih yang Suci, Pajumpang Muse, Pangke Hamaloonmi, Sibahen Dame", yang juga diciptakan Marisi Pasaribu. Sementara 1 buah lagu berjudul "Geopark Kaldera Toba" ikut diaransemen Marisi Pasaribu.
Sila nikmati lagu "Diparade" berikut ini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H