Alessandro Del Piero kembali berkunjung ke Indonesia setelah terakhir kalinya menginjakkan kaki di Jakarta pada 2016 lalu. Kali ini, Del Piero berkunjung ke Medan, Sumatera Utara (Sumut). Del Piero, yang pernah menyandang ban kapten klub Juventus, tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Kamis (17/5/2018) dan mengakhiri agenda kunjungannya pada Jumat (18/5/2018).
Di Medan, Del Piero diketahui melakukan berbagai kegiatan. Antara lain, coaching clinic, talent scouting, fun football, meet and greet, dan tak lupa ikut dalam penggalangan dana bagi korban bencana Gunung Sinabung. Khusus untuk sepak bola, Del Piero diharapkan mampu menggairahkan semangat para pemuda Sumut yang memang berbakat mengolah si kulit bundar.
Namun terlepas dari misi mulia Del Piero itu, kedatangan pria kelahiran 9 November 1974, ini merupakan sumbangsih dari Sihar Sitorus, Presiden klub sepak bola Pro Duta FC. Lebih spesifik lagi, Sihar adalah calon wakil gubernur Sumut yang berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat. Sehingga rasanya munafik bila ada yang menyebut bahwa kedatangan Del Piero ke Medan tidak berkaitan dengan momen Pilgub Sumut. Semoga saja tidak ada klaim seperti itu.
Lalu, bagaimana dengan biaya besar karena harus mengundang tokoh sekaliber Del Piero? Tenang, Sihar adalah pengusaha dan anak dari seorang miliarder DL Sitorus. Sihar bahkan bertengger sebagai juara satu saat KPK mengumumkan masing-masing harta kekayaan dari seluruh calon kepala daerah 2018. Harta Sihar tercatat sebesar Rp 350 miliar. Timpang jauh bila dibandingkan dengan harta kekayaan Djarot yang berada di angka Rp 8,4 miliar.
Aksi populis Sihar harus diakui telah mendapat simpati dari masyarakat Sumut khususnya bagi kaum muda. Del Piero yang pernah membela Timnas Italia dan sukses merebut trofi Piala Dunia 2006 bagaimanapun mempunyai efek lumayan besar guna melambungkan nama Djarot-Sihar.
Keduanya setidaknya sudah membuktikan perhatian nyata dalam upaya memajukan sepak bola Sumut meski masih dalam tahap kampanye. Ibarat kata, janji kampanye sudah dicicil lebih dahulu walau belum ada kepastian terpilih atau tidak.
Strategi merebut suara kaum muda kian penting di tengah gempuran pasangan lawan yakni Edy-Ijeck yang kian getol memborong partai politik. Koalisi gemuk Edy-Ijeck sangat tidak sebanding dengan Djarot-Sihar yang hanya diusung PDIP dan PPP. Mesin parpol pendukung Edy-Ijeck berkapasitas lebih besar ketimbang Djarot-Sihar.
Walaupun memang, koalisi jumbo tak selamanya akan berkorelasi terhadap kemenangan. Namun paling tidak, Edy-Ijeck sejak awal telah memperlihatkan gerilya politik yang cukup keras, dibuktikan dengan tumbangnya sang petahana gubernur Erry Nurdin dari bursa calon gubernur.
Kini dengan hadirnya Del Piero atas prakarsa Sihar, kubu Edy-Ijeck dipastikan akan kembali berhitung. Survei di atas kertas yang selama ini kerap menempatkan pasangan Djarot-Sihar berada di posisi bawah, siapa tahu akan menyodok ke posisi nomor satu. Apalagi, seperti kita tahu, Del Piero cukup sering mencetak gol lewat serangan cepat dan tepat.
Kalau begitu, apakah Djarot-Sihar bakal menang? Masyarakat Sumut akan menjawabnya pada hari pencoblosan pilkada serentak, Rabu, 27 Juni 2018 nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H