Lihat ke Halaman Asli

Ishak Pardosi

TERVERIFIKASI

Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Obat Sedih Justru Lagu Sedih, Kenapa Ya?

Diperbarui: 28 Januari 2018   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Beatles (Kompas)

Hey Jude, don't make it bad. Take a sad song to make it better. Begitulah penggalan lirik lagu Hey Jude, yang dinyanyikan John Lennon, vokalis grup musik asal Inggris, The Beatles.

Jika sedang bersedih maka nyanyikanlah lagu sedih, niscaya kesedihan itu akan sirna. Atau setidaknya akan berkurang sedikit, tak lagi tersimpan dalam kalbu. Hehehe. Bukan sebaliknya, jika sedang sedih maka lagu yang dinyanyikan adalah lagu gembira. Justru makin runyam.

Saya tentu bukan psikolog yang mampu menjelaskan alasan di balik itu. Namun yang jelas, lagu Hey Jude bukan yang pertama mempopulerkan cara unik mengatasi sebuah kesedihan. 

Dalam lagu Kristen tentang kematian, misalnya, dipastikan nadanya pasti mendayu-dayu ditambah liriknya yang juga berdiksi sedih. Meski bernada sedih, justru lagu tersebut digolongkan sebagai lagu-lagu penghiburn. Sebagai media mengungkapkan kesedihan sekaligus sebagai obat penawarnya.

Maka sangat mungkin ide John Lennon menciptakan lirik Hey Jude berawal dari lagu tentang kematian dalam ajaran Kristen. Tetapi mungkin juga ada penjelasan ilmiah secara psikologi kenapa di saat orang bersedih justru harus menyanyikan lagu sedih.

Kalau sedang senang maka wajar bernyanyi lagu gembira. Sementara kesedihan harus pula dibahas dengan kesedihan.

Mungkin, Kompasianer ada yang bersedia menjelaskannya secara ilmiah.

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline