Tadi pagi lagi asyik mengakses Kompasiana mendadak ada telpon dari kantor gereja memintaku untuk ke RS Pelni di Petamburan. "Permintaan pasien supaya bapak yang mendoakan ke rumah sakit", demikian suara pendeta di ujung sana mengabarkan. Aku lihat jadwal hari ini, masih kosong sampai sore, artinya aku bisa pamit beberapa jenak untuk pelayanan sakramen kepada umat yang sedang membutuhkan tersebut.
Minggu lalu aku masih berkomunikasi dengan pasien dengan menyampaikan selamat ulang tahun ke 76, dan beliau minta didoakan karena sedang sakit. Itu sebabnya aku bergegas. Namanya panggilan pelayanan umat, 'kan?
Sebelum dilayankan sakramen, selalu diberi kesempatan untuk keluarga dan pasien menyampaikan sesuatu ucapan. Yang aku suka adalah ketika pasien uzur tersebut mengatakan dengan mantap, "Walau banyak orang mengatakan bahwa sakramen ini untuk orang yang sudah mau meninggal, tapi saya mengimani bukan itu. Saya masih mau sembuh. Doakan saya, karena saya masih percaya pada kekuatan doa, apalagi yang disampaikan oleh hamba Tuhan.".
Seketika aku melihat kanker pankreas stadium lanjut yang diderita beliau dan sempat tadi dikhawatirkan anak-anaknya menjadi stadium "bukan apa-apa". Malah aku jadi diingatkan dengan perkataan: "imanmu yang menyembuhkan dan menyelamatkan". Perjalanan kembali ke kantor dengan beberapa pekerjaan yang tadi 'kutinggalkan pun jadi ringan, karena malah aku yang jadi dikuatkan.
