Lihat ke Halaman Asli

Pardosa Godang

Pelayan, pengajar dan pembelajar

Juni Ini Bulan Apa?

Diperbarui: 21 Juni 2022   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamat datang bulan Juni, dan selamat datang di bulan Juni. Hampir separuh tahun 2022 ini sudah kita lewati dengan segala suka dan dukanya. Salah satu yang patut disyukuri adalah tanda-tanda mau kembalinya kita kepada kehidupan normal. Kekuatiran terjadinya gelombang Covid-19 paska Lebaran -- puji Tuhan! -- sepertinya 'nggak bakalan terjadi.

Optimisme keluar dari belenggu pandemi yang sudah berlangsung lebih dua tahun, menimbulkan pertanyaan: Juni ini patutnya dijuluki sebagai bulan apa?

Ada September Ceria yang diilhami oleh lagu dengan judul yang sama yang awalnya dinyanyikan dan dipopulerkan oleh Vina Panduwinata, penyanyi idola almarhum bapakku. Penyanyi dengan suara yang khas merdu terasa klop dengan lirik lagu yang dilantunkannya. Populer dalam jangka waktu yang relatif lama. Itulah kemudian yang dikenang oleh banyak orang sebagai apresiasi sehingga memasuki penghujung kuartal ketiga orang-orang menamainya sebagai September Ceria.

Lalu ada Desember Sukacita. Untuk mudahnya, perayaan Natal bagi umat kristiani yang memang mengusung sukacita sebagai thema utamanya -- perasaan bahagia menyambut perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus -- yang menjadi dasar penamaan bulan tersebut. Juga sukacita karena Desember adalah bulan penghujung tahun yang sepatutnya juga mensyukuri penyertaan Tuhan sepanjang tahun yang akan segera berakhir.

Ada juga Agustus Merdeka sebagai ekpresi peringatan pelepasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Apa lagi? Oh ya, Februari Kasih Sayang karena ada Valentine's Day yang masih seringkali menimbulkan kontroversi pro dan kontra.

Nah, sekarang Juni bulan apa? Bulan Pancasila? Bisa jadi, karena hari pertamanya dijadikan sebagai peringatan akan pidato Bung Karno yang diucapkan pada 01Juni 1945 tentang dasar-dasar negara kita yang baru lahir ketika itu yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya Pancasila.

Bagiku, Juni adalah bulan istimewa. Bak Pancasila, Juni juga bulan kelahiranku. Seperti biasanya, perenungan akan bertambahnya usia selalu merupakan kesempatan untuk refleksi dan menentukan langkah sudah sampai di mana, dan akan diayun ke mana. Semua hari adalah baik, demikian juga bulan yang merupakan akumulasinya. Tidak ada hari baik atau hari buruk, kitalah yang menjadikannya istimewa. Layaknya Pancasila yang sepatutnya mendapatkan tempat istimewa dalam sanubari segenap insan Indonesia.

Selamat datang bulan Juni. Datanglah membawa kedamaian dan persatuan negeri ini di sanubari ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline