Lihat ke Halaman Asli

Pardomuan Gultom

Dosen STIH Graha Kirana

Memetakan Mimpi SBY

Diperbarui: 21 Juni 2023   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY dan Megawati saat menghadiri upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-72 (17/8/2017) di Istana Merdeka (Foto: Kompas.com/Dok. SBY)

Sehari setelah pertemuan Puan-AHY, Senin (19/6), muncul cuitan SBY yang menyebut dirinya bermimpi satu gerbong kereta api Gajayana menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur bersama dengan Megawati dan Presiden Jokowi, disambut presiden ke-8 di Stasiun Gambir. Dalam mimpi tersebut SBY menyebut Jokowi turun di Solo, Megawati menuju Blitar (makam Bung Karno), dan dia sendiri ke Pacitan.

Dari sisi semiotika, setidaknya ada 2 (dua) hal yg cukup menarik untuk diulas. Yang pertama, SBY, Jokowi, dan Megawati, sebagai subjek, yang dalam mimpi tersebut satu gerbong dengan pemberhentian di masing-masing tempat tujuan. Ketiga subjek tersebut merupakan mantan presiden, meski untuk Jokowi, dalam mimpi SBY mensyaratkan akan habis masa periodenya (atau tidak ada perpanjangan masa jabatan). Analogi turun dan menuju ke tempat asal masing-masing, SBY sedang memberi pesan simbolik bahwa ketiga subjek yang dia sebut (termasuk dirinya sendiri), kembali ke asalnya masing-masing.

Yang kedua, istilah "satu gerbong" dapat ditafsirkan bahwa dia tidak membedakan dirinya dari 2 subjek lainnya, yaitu Jokowi, yang akan habis masa jabatannya, dan Megawati sebagai mantan presiden. Artinya, SBY ingin menarik dirinya juga selaras dengan Jokowi dan Megawati. Apakah ini kiasan soal pilihan SBY terhadap objek presiden ke-8 yang dia beri peran menyambut mereka bertiga di Stasiun Gambir? Cuma SBY yang tahu!

Ada satu subjek yang memunculkan pertanyaan dari mimpi SBY ini, yakni subjek presiden ke-8. SBY tidak memberikan ciri-ciri khusus siapa yang dia maksud dengan presiden ke-8. Dia seolah mengafirmasi bahwa presiden ke-8 yang dia maksud, terbuka untuk ketiga tokoh tersebut, dengan menarik dirinya (SBY) tidak berbeda dengan Jokowi dan Megawati soal pilihan presiden ke-8.

Dan secara fenomenologis, antara peristiwa pertemuan Puan dan AHY sebagai anak-anak mantan presiden dengan simbolisasi mimpi SBY ini adalah dia ingin menyampaikan pesan bahwa pertarungan politik nasional ke depan merupakan pertarungan para penerus mereka. Hal ini terlihat dari simbolisasi "turun dan menuju" ke tempat mereka masing-masing, yaitu Solo, Pacitan, dan Blitar.

Apakah mimpi ini mengisyaratkan bahwa SBY berniat untuk pensiun secara politik dan mewariskan hasrat politiknya kepada AHY dan/atau Partai Demokrat? Pesan politik lewat mimpi bisa saja ingin mengaburkan fakta. Atau, sebenarnya SBY sedang mengimpikan?    

Utas cuitan SBY di akun twitternya: @SBYudhoyono

1. Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. *SBY* 

2. Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai. *SBY* 

3. Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan. *SBY* 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline