Lihat ke Halaman Asli

"Tentang Aminah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini dinginnya terasa begitu menusuk, karena memang di penghujung musim dingin keadaannya semakin memburuk...diperkirakan suhu di Saudi Arabia (KSA) sekarang ini, khususya di Riyadh city  berada dibawah enol derajat celcius.

Jarum jam sudah menunjukan angka sebelas malam hari, tapi belum juga membuat Aminah beranjak tidur, dia masih disibukan dengan memeriksa catatan pemasukan siang tadi dan beberapa catatan lain yang dianggap perlu untuk di cek kembli...sudah menjadi kebiasaannya setiap malam dia melakukan hal tersebut ...dan setelah semuanya dirasa sesuai, barulah Aminah mengarsipkannya.

Malam ini ada yang berbeda, setelah selesai dengan kegiatan rutinnya Aminah masih belum bisa tidur juga, sudah dia coba berkali-kali untuk memejamkan kedua matanya tapi hasilnya nihil..fikirannya bertambah tidak karuan... mungkin karena hatinya yang masih diliputi kegembiraan yang teramat sangat.

Sore tadi sang majikan menyampaikan kabar yang dia tunggu-tunggu selama ini..dengan berat hati sang majikan mengijinkan Aminah untuk pulang ke negara tercinta Indonesia bulan depan, walaupun masih ada sisa waktu tiga minggu lagi buat pengurusan kepulangannya,  tetapi buat Aminah seperti besok hari semuanya itu akan terjadi.

Sudah genap empat tahun Aminah berada di negara Saudi Arabia sebagai TKW, pengorbananya untuk jauh dari keluarga merupakan hal yang harus dia bayar mahal terutama jauh sama anak satu-satunya Safrizal...fikirannya melayang-layang kembali kemasa dimana dia memutuskan untuk menjadi tkw...sakit hati karena penghianatan itu yang dia rasakan...syaeful adalah sumi yang sangat dia kagumi dan hormati, dulu aminah merasa sangat beruntung mempunyai suami seperti syaeful ini, orangnya taat beragama, benar-benar  tauladan dan imam bagi keluarga kecilnya....tapi sayang semuanya itu berubah seratus delapan puluh derajat, setelah Syaeful mengenal sosok wanita bernama Riyanti...janda beranak dua yang baru pulang menjadi tkw dari Saudi Arabia, dengan modal sebuah motor bekas, riyanti membuat syaeful melupakan keluarganya...masih terngiang ditelinga Aminah ucapan Syaefl waktu itu...

"pokonya niat akang sudah tidak bisa ditawar-tawar, akang akan menikahi Riyanti dengan atau tanpa persetujuan dari kamu" tegas syaeful dihadapan Aminah, Abah dan emak.

"memangnya kamu sudah siap berbuat adil?" ..tanya abah?

"jangan ajarkan saya masalah berlaku adil, saya bisa berlaku adil asalkan semuanya bisa diatur"

..jawab Syaeful

Aminah tidak bisa berkata-kata, hatinya sudah terlanjur sakit, sebelumnya dia sudah cukup banyak mendengar dari gunjingan para tetangga tentang kedekatan suaminya dan janda itu, dia bukan lah tipe perempuan yang pandai mengutarakan perasaannya sekalipun dalam keadaan marah..sebagai jawaban dari ketidak setujuannya, maka Aminah meminta kepada Syaeful untuk menceraikannya...bagaimanapun dia masih belum siap untuk berbagi suami dengan perempuan lain.

Sekarang dia cuma bisa tersenyum pahit mengingat masa-masa itu...apapun bentuknya dia jadikan pengalaman berharga,  Aminah menjadi lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun dalam hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline