Pedihnya sayatan pisau Tak sebanding perihnya akar hati Gontok-gontokan akar hati dan pisau Bersambut bak gayung tertali
Heiii,..Hati sombong!!! Kau harus bikin Rahim kosong Tlah kau sia-siakan kebaikan kecebong Kau tolak bagai kepompong Melompong
Pisau,.. Ratap si hati pilu Kumohon jangan asah tajammu Aku berjanji terima kecebong berselimut rindu Tunggu aku halau Kecebong penuh palsu
Baiklah Suara pisau merendah Kau punya suara takkan kusanggah
Tlah kuhabiskan sisa-sisa pertahanan tuk rahimku Tapi kecebong palsu menumbuhkan asaku Tuk persiapkan bantalan empuk si janin Dia menipuku Dia tumbuhkan kutil-kutil penuh kutu Dia mencerabut urat-urat rahimku Rintih si Hati sendu
Aku tak punya waktu cukup tuk gurat sejarah Kutil-kutil menjajah Menelan tanpa kunyah Rakus gerogoti dengan rasa gagah Otot rahimmu smakin melemah Tantang si pisau sedikit menyanggah
Oooo… Kesempatan si janin menguap Berbantal rahim tuk bisa terlelap Terbang Hilang ...
Jeratan telak si bius Sadarku mengais-ais Teraba jelas Rahimku nol, habis Tanpa bekas
Ya sudahlah Menyerah Jika akar hatiku Tak mampu penuhi tantanganmu, pisau
Hanya ada janji tuk setia Sambut kecebong penuh cinta Di pangkuan tangan Kuasa Toh, masih bisa teraba
Hormat khusus padamu pisau Kau rela jadi penghantar Sinyal-sinyalNya Saatnya antar Si Ikhlas unjuk muka
Sampai batas kefanaan dunia
Akaike, 2014.01.25 *Mentari pun tak sanggup halau kebekuan