Seiring perkembangan zaman, manusia tidak lagi berkomunikasi menggunakan surat. Akan tetapi, diciptakan gawai sebagai media yang bertujuan untuk mempermudah komunikasi.
Penggunaan gawai yang pada mulanya hanya sebatas untuk telepon dan berkirim pesan, kini telah memiliki tambahan fitur yang membuat para pengguna merasa dimudahkan, misalnya seperti, panggilan video, belanja online, bertransaksi menggunakan dompet elektronik atau mobile banking, dan masih banyak lagi, sehingga gawai menjadi sesuatu paling krusial dalam kehidupan.
Terutama sekarang merupakan era digital dimana dibutuhkan segala informasi dan juga hiburan yang dapat diakses langsung secara cepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Oleh karena itu, hampir semua kalangan memiliki gawai. Seringkali kita lihat pula, semua orang menggenggam gawainya di mana pun dan ke mana pun mereka pergi.
Era digital membuat keberadaan teknologi semakin dapat dirasakan. Terlebih lagi bagi para remaja yang mayoritas sudah pandai memanfaatkan teknologi dalam keberlangsungan hidup mereka sehari-hari. Banyak dampak positif yang dihasilkan apabila teknologi dimanfaatkan sebagaimana mestinya atau tidak dengan berlebihan.
Namun, tentu saja ada dampak negatif yang mungkin sedikit sekali disadari. Dalam hal ini adalah gawai. Gawai seolah-olah menjadi kebutuhan para remaja untuk melakukan kesibukan yang bervariasi.
Setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit para remaja mengecek gawai untuk membalas Whatsapp, membuka aplikasi yang disukai seperti TikTok, dan berinteraksi dan berkomentar di media sosial seperti Instagram dan Twitter. Karena terlalu asyik dengan gawainya, tak jarang remaja menunda-nunda atau melupakan kewajiban dan tugasnya.
Apabila tidak ada usaha untuk mengurangi durasi memainkan gawai, maka akan mengakibatkan kecanduan. Kecanduan gawai menyebabkan remaja mengalami gangguan sosial. Mereka akan kesulitan berinteraksi dengan lingkungannya atau biasa disebut dengan antisosial.
Berkurangnya kegiatan fisik juga dapat terjadi karena bermain gawai cenderung membuat remaja malas beraktivitas. Selain itu, pancaran radiasi atau sinar biru dari gawai mempengaruhi kesehatan, seperti gangguan fungsi penglihatan. Dampak lainnya yaitu jam tidur remaja yang semakin tidak teratur yang membuat perubahan pada pola tidur mereka dan pada akhirnya memperburuk kualitas tidur.
Masing-masing dari kita mungkin sudah mengerti bahwa remaja mempunyai pola tidur yang berbeda dibandingkan dengan usia lainnya karena banyaknya aktivitas yang dilakukan menyebabkan kurangnya waktu tidur, tetapi bukan berarti pola tidur yang tidak teratur tersebut dibiarkan.
Sebab, cepat atau lambat akan mempengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk sering dihubungkan dengan aktivitas fisik yang kurang atau bahkan lebih. Gawai berperan besar dalam mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik.