Kali ini saya melakukan observasi di salah satu situs cagar budaya yang dilindungi, yaitu Masjid Gedhe Mataram Kotagede. Masjid ini terletak di kawasan selatan Pasar Kotagede, tepatnya di Jagalan, Banguntapan, Bantul. Lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya saat ini, sehingga saya hanya perlu berjalan kaki santai menelusuri gang-gang kecil dan menikmati pemandangan rumah-rumah klasik yang sangat memanjakan mata. Saat saya tiba di depan Masjid Gedhe Mataram, suasananya masih sangat sepi, mungkin karena masih terlalu pagi dan belum banyak pengunjung, hanya ada beberapa orang yang sedang membersihkan halaman dan area sekitar masjid. Suasana disana juga sangat sejuk karena masih pagi dan setelah hujan, ditambah dengan gaya bangunan tradisional yang menyegarkan, membuat saya merasa nyaman meski hanya berjalan-jalan di sekitar kompleks masjid.
Berdasarkan catatan sejarah, Masjid Gedhe Mataram ini dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati pada tahun 1589 M. Sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah mengalami beberapa kali perbaikan dan pengembangan. Masjid Mataram Kotagede memiliki arsitektur tradisional dengan atap tajug (atap berbentuk piramida) bertumpang tiga pada bangunan utama, serta limasan pada bagian serambi dan pawestren (tempat khusus wanita). Dengan arsitektur khas Jawa, masjid ini memiliki ornamen-ornamen ukiran kayu yang indah dan struktur bangunan yang kokoh, mencerminkan kekayaan seni dan budaya, serta memperkuat kesan tradisional dan keaslian bangunan. Atap tumpang tiga melambangkan tiga pilar utama dalam ajaran Islam: iman, Islam, dan ihsan. Kolam wudhu yang ada di sekitar masjid juga menambah aspek spiritual, mengingatkan kita akan pentingnya kesucian sebelum beribadah.
Kompleks masjid ini juga memiliki tiga gerbang berbentuk paduraksa (gapura) yang terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Gapura yang berbentuk pura ini bukan hanya sekedar pintu masuk, namun juga merupakan simbol dari hubungan yang erat antara kedua agama di masa awal penyebaran Islam di daerah tersebut. Pada saat itu, penyebaran ajaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga di tanah Mataram menggunakan pendekatan budaya yang sudah ada di masyarakat setempat. Dengan mengadopsi unsur-unsur arsitektur Hindu, gapura ini memudahkan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu untuk menerima ajaran Islam. Detail ini mencerminkan akulturasi antara budaya Jawa, Islam, dan Hindu.
Masjid Gedhe Mataram dikenal sebagai simbol penting dalam penyebaran agama Islam di Yogyakarta dan merupakan bagian dari konsep Catur Gatra Tunggal, yang mengintegrasikan empat elemen utama: keraton, masjid, alun-alun, dan pasar. Konsep ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan berkontribusi pada kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan masyarakat. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya bagi warga sekitar. Berbagai kegiatan keagamaan seperti salat berjamaah, pengajian, dan perayaan hari besar Islam sering diadakan di sini. Selain itu, masjid ini merupakan salah satu situs bersejarah yang penting di Kotagede dan menjadi bagian dari warisan budaya. Sebagai salah satu warisan budaya yang dilindungi, Masjid Gedhe Mataram menjadi objek kajian dalam berbagai disiplin ilmu seperti sejarah, arkeologi, dan arsitektur. Dengan dukungan dari pemerintah, organisasi budaya, dan masyarakat dalam melestarikan serta mempromosikan situs sejarah ini, keberadaannya memberikan wawasan tentang perkembangan masyarakat Islam di Jawa dan interaksi antara budaya lokal dengan ajaran Islam.
Masjid Gedhe Mataram menyajikan perpaduan yang indah antara detail arsitektur dan seni yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Setiap sudut bangunannya terdapat banyak cerita dan makna yang mendalam. Secara lebih luas, masjid ini menggambarkan bagaimana warisan budaya dapat memperkuat identitas dan persatuan sosial dalam masyarakat. Upaya pelestarian dan promosi yang dilakukan oleh pemerintah serta masyarakat berperan penting dalam menjaga kelestarian masjid ini sebagai bagian dari warisan budaya. Karena Masjid Gedhe Mataram ini mempunyai arti penting bagi ilmu pengetahuan, sejarah, kebudayaan, pendidikan, dan agama. Melestarikan masjid ini berarti merawat warisan budaya yang berharga untuk generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H