Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan sebagai alat hegemoni penguasa

Diperbarui: 22 September 2024   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar-media dan opini publik pmii rusa

komersial pendidikan terjadi bahkan terkesan ugal-ugalan, birokrat diam saat mahasiswa bersuara, bahkan tak jarang kita di intimidasi didesak dengan ancaman-ancaman Sp dan do, ini dapat mempengaruhi psikis mahasiswa yang kedepannya membuat gerakan mahasiswa mengalami kemunduran.

"Makanya dalam satu kemungkinan, Kita ini dalam pengaruh hegemoni"

Penampungan aspirasi dibatasi, gerakan-gerakan Semut yg dijalankan itu dihambat dengan ketakutan-ketakutan Tersebut.

Bahkan ruang-ruang diskursif itu hampir tidak lagi kita lihat, ntah ini karna ketakutan-ketakutan Tersebut atau nalar gerak kita yang sudah tumpul. (2024/09/22)

"di sinilah yang mana kampus tidak menjadi centre of knowledge"

Kampus yang harusnya melahirkan generasi yang mencerdaskan kehidupan bangsa, terkesan melahirkan generasi yang sifatnya konformistis (terkesan mengikuti penilaian oranga lain)

Althof, salah satu basis juang pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) mempertegas kepada seluruh mahasiswa untuk tidak bersikap apatis terhadap isu-isu gerakan, 

"Kita harus jeli dan peka dalam merespond isu-isu disekitar, terutama di kampus yang harusnya menjadi center pendidikan perguruan tinggi, jika mahasiswanya saja tidak memahami basis antropologi kampus itu sendiri bagaimana kita mampu dalam hal itu" Sindirnya terhadap mahasiswa.

Gerakan mahasiswa tidak terlepas dari guncangan rezim orba, yang mana hal itu menjadikan gerakan mahasiswa mengalami degradasi yang luar biasa, rezim orba berusaha meredam kemarahan mahasiswa dengan dibuatnya aturan-aturan yang menjadikan lemahnya napas juang.

"Potensi akademik maupun non-akademik perlu diperkuat dan selalu diasah dengan dorongan-dorongan dari aktifitas keorganisasian, maka dari itu pentingnya mahasiswa mengasahnya dengan intens dan aktif berorganisasi, dengan berorganisasi kita mampu mengasah nalar kritis, menggali potensi baik secara akademik maupun non-akademik, mempercakap publik speaking, menambah wawasan maupun memperluas relasi, hal itu yang akan memperkokoh basis juang" Tambahnya, saat diminta menjadi narasumber paradokss.id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline