Lihat ke Halaman Asli

PPHK KEBUMEN

MENGGALI SEJARAH, BENDA PUSAKA, MEDIUMISASI, PELUKISAN SEKETSA

Lava Bantal - Misteri Keris Mbah Jugil

Diperbarui: 2 April 2021   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

LAVA BANTAL yang kini menjadi objek wisata berada di lokasi Berbah Sleman Yogyakarta yang menurut warga sekitar sebut namanya  Suryo yang merupakan warga desa Sumberkidul terdapat sebuah misteri benda pusaka yang di tanam di sekitar Lava Bantal sering menampakan diri, saat kami menelusuri Lava Bantal kami menjumpai sebuah Embung yang dimana dulunya adalah tempat pesanggrahan Kanjeng Ratu Pantai Selatan dan di dekat lokasi Embung terdapat pohon yang dimana tempat bersemanyamnya benda pusaka tersebut, kami pun mencoba untuk mengambilnya sebegai bukti kebenaran keberadaan benda tersebut.

Setelah kami mencoba mengambil ternyata terdapat sebuah sarung keris saja karena keris tersebut sengaja di pisahkan oleh si pemilik (Mbah Jugil) agar tidak mudah terdeteksi keberadaanya. Kami pun mencoba menelusuri tempat lain yaitu di bawah Jembatan Gemlung yang tidak jauh dari Embung. Suryo menuturkan sekitar 1 tahun yang lalu sempat terdapat sebuah peristiwa yang dimana salah satu pengunjung terpeleset dan jatuh ke dalam air hingga tewas. Banyak yang menuturkan bahwa peristiwa tersebut merupakan ulah dari Jin penunggu dari Lava Bantal. Apakah hal tersebut dibenar ???? Kami pun mencoba untuk melakukan mediumisasi untuk mengungkap kebenaran tersebut. Setelah selesai melakukan mediumisasi Ki Anom Sejati mencoba membuat seketsa Mbah Jugil. Tidak lama kami mencoba menelusuri ke Komplek Makam Gemblung yang tidak jauh dari Lava Bantal yang dimana tempat tersebut tempat bersemayamnya keris tersebut, Akan tetapi keris tersebut tidak boleh diambil di karenakan untuk menjaga agar tidak terjadi sebuah bencana alam di sekitar Lava Bantal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline