Teman, ... dalam legenda tanah Jawa dikenal seorang 'pria lugu namun sakti mandraguna' bernama JOKO TINGKIR dengan nama lain MAS KAREBET, atau dalam ejaan Tionghoa dipanggil PENG KING KANG.
Beliau adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang tahun 1549-1582 dengan gelar SULTAN HADIWIJAYA.
Suatu saat beliau ingin pergi ke kerajaan Demak, untuk menghindari Mata matanmusuh 'politik' dan ingin mempercepat perjalanannya dia pun melalui sungaindengan berkendaraan 'Getek, sampan terbuat dari rangkaian bambu panjang.
Dia ditemani teman seperguruannya Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil. Dalam perjalanan disekitar Kedung Srengenge (kedung adalah bagian sungai yang dalam), sedangkan daratan tujuan telah terlihat dalam arti sebentar lagi sampai Kerajaan Demak.
Namun tiba tiba dari dalam sungai puluhan buaya siluman ganas menyerang, disebagian versi diberitakan bahwa pertempurannya hingga 2 hari 2 malam, singkat ceritera buaya buaya Itu pun 'menyerah, Dan mengabdikan diri kepadanya.
Hampir 40 ekor buaya ikut mendorong rakit ini kemudian hingga tiba ditujukan. Kalau pun telah tiba didarat kemudian, puluhan buaya-buaya Itu tetap menjaga rakitnya berkeliling. Dan Para pujanggapun menciptakan gending (lagu) atas kejadian tersebut yang terkenal hingga kini, yaitu lagu 'Sigra Milir'.
JOKOWI BUKAN MARAH PADA BUAYA
Di ceritera lain
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini dikenal 'lugu' , merasa perlu untuk marah, namun bukan kepada buaya sebagaimana JOKO TINGKIR, namun beliau marah kepada para menterinya di Kabinet Indonesia Maju (KIM), Khususnya yang dianggap selama ini 'tidak fokus, tidak serius dan menyepelekan krisis akibat pandemi Covid-19.
Presiden Jokowi menilai para menterinya tidak memiliki 'Sense of crisis, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam penanggulangan krisis akibat pandemi Covid-19.Itu yang beliau sampaikan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) lalu
"Saya harus ngomong apa adanya, nggak ada progress yang signifikan. Nggak ada. Saya bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada. Kok, saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!. Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ancam Jokowi.
Silahkan kalian tersinggung, kami, Relawan Jokowi akan bersama beliau, dimana saja, selamanya. Inshaa Allah !