Teman, ... yang sedang anda baca ini adalah 'tulisan bebas' kami jilid ke-3, entah sampai jilid ke berapa kami 'stop. Apakah sampai Jend.TNI. Purn. Luhut Binsar Panjaitan 'mengurungkan' niat untuk mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang telah disampaikannya atau memang sampai akhirnya beliau 'resign dari sisi Presiden Jokowi akibat tekanan selama ini dari 'musuh2 Jokowi'?, Nanti Kita lihat lagi ya. Ahahah..
...
Di jilid-1 lalu telah kami sampaikan bagaimana Perjuangan sampai akhir hayat seorang Letjend.TNI. Purn. DI. Panjaitan, juga di jilid-2 bagaimana heroisme seorang Pejuang bernama GARAMATA 'SI MATA MERAH', Jenderal perang asal Tanah Karo,Sumut kalau pun bukan berasal dari pendidikan formal Militer.
Untuk ceritera lengkap diakhir tulisan ini kami sertakan link tulisan ke-2 pejuang asal BATAK ini, (Check: link jilid 1 & 2);check it dot!
Teman, di jilid-3 ini kami merasa perlu 're-present tokoh dan Pejuang BATAK lainnya, yang juga disebut Presiden Sukarno sebagai 'JENDERAL KERAS KEPALA'.
Presiden Soekarno, Bung Karno. Selain banyak teman, juga banyak lawan sebagaimana Presiden Jokowi sejak Pilpres 2014-2019. Ahahah..
Hingga soal pakaian yang dikenakan Bung Karno pun dicemooh, atas maraknya desas desus Itu, tokoh BATAK ini saat bertemu Bung Karno menyampaikan semua ini tentunya dengan rasa hormat. Intinya, Bung Karno diminta jangan berpakaian uniform 'ala militer' karena beliau adalah sipil, bukan berasal dari Militer.
Bung Karno merasa melakukan Itu karena dia juga adalah PANGLIMA TINGGI ANGKATAN PERANG.
Sebaliknya, tokoh Militer BATAK ini tetap 'keukeuh' jika Itu salah, bahkan dia mengambil contoh para kaisar di dunia yang selalu berfoto dengan pakaian kebesaran, Umumnya tak mau menemui rakyat kalau tak mengenakan uniform. Rupanya Bung Karno tidak bisa menerima penjelasannya.
Mungkin seperti ini yang dikatakannya kepada Bung Karno, "Maaf Paduka, saya sebagai Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) juga para tentara yang mengenakan uniform, tetap memberi hormat kepada bapak kalau pun tidak memakai uniform. Sehingga dengan demikian masyarakat melihat bukan yang memakai uniform itu yang tinggi, tetapi yang tidak memakai uniform,"
Bung Karno tetap 'keukeuh, konon setelah memberi hormat, orang Itu meninggalkan Bung Karno dan membanting keras pintu hingga engsel pintu hampir lepas. Namun hal itu dibantahnya kemudian, "Sebenarnya saya tak terlalu keras membanting pintunya. Hanya mungkin pintunya saja yang sudah rusak". 'Ahahah, mantap Tulang !