Lihat ke Halaman Asli

Amankan Hutan Agar Tidak Degradasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Malang (19/9)- Ekosistem hutan di Indonesia kian hari kian menipis. Banyak sekali penyebabnya, terutama akibat ulah manusia. Saat ini diperlukan pemahaman dan bukti nyata untuk mencegah hal ini agar tidak semakin parah. Diantaranya lewat sosialisasi pentingnya melestarikan hutan, penghijauan, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, serta terutama peran strategis pemerintah dalam menjaga hutan di Indonesia. “Kondisi sumber daya alam yakni hutan dan kandungan yang ada di dalamnya saat ini terdegradasi dan semakin menurun. Fungsi dan daya dukungnya sebagai penyangga ekosistem disekitarnya jadi terganggu,” kata Nurman Ramdansyah, SH, M.Hum saat memberi sambutan Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Hutan di Hotel Grand Palace Senin pagi (19/9). Nurman yang mewakili Bupati H. Rendra Kresna yang sedang belajar ke Amerika meneruskan, kerusakan hutan terbukti dari banyaknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini. Bentuknya juga bermacam-macam. Mulai dari tanah longsor, banjir, dan yang sekarang sedang hangat adalah bencana kekeringan akibat tidak adanya tanaman penyimpan air. Dari kejadian ini, kerugian yang ditaksir juga tak kalah hebat. Bukan hanya materi, tapi juga korban jiwa. Hutan di Kab. Malang yang mencapai 108.542 ha dan menjadi salah satu penyeimbang ekosistem alam di kawasan Malang Raya. “Kabupaten Malang berada pada posisi strategis karena berada di hulu Sungai Brantas dan menjadi penyangga 14 daerah disekitarnya. Sehingga kawasan hutan harus dilestarikan,” tambah eks camat Kepanjen ini. Akan tetapi, kondisinya lain. Kawasan ekosistem sekitar DAS Brantas mulai menipis. Banyak sekali penebangan dan penjarahan kayu. Ironisnya, hal ini tidak dibarengi dengan penanaman kembali alias penghijauan. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya tanaman lagi-lagi menjadi penyebabnya. Gangguan seperti ini seakan menjadi kebiasaan yang ada dalam masyarakat dan berlangsung sampai sekarang. Nurman berharap, dari kegiatan ini, masyarakat yang mengikuti sosialisasi bisa menularkan ilmunya kepada yang lain untuk turut serta melestarikan ekosistem hutan dan tanaman. Kabupaten Malang dapat dikatakan sebagai salah satu sentra penghasil kayu rakyat untuk Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2008, produksi kayu rakyat (kayu bulat yang berasal dari hutan rakyat/tanah milik) Kabupaten Malang sebesar 133.383,617 meter kubik. Daerah penghasilnya antara lain berada di Kecamatan Sumbermanjingwetan, Donomulyo, Dampit, Bantur, Tirtoyudo dan Gedangan. Produknya antara lain sengon, jati dan mahoni. Kedishut MT. Wardhana, SH, MM mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman program dari Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan tentang kebijakan pembangunan kehutanan tahun 2011. Kebijakan tersebut ada 3, yakni percepatan rehabilitasi hutan, pengamanan hutan dan pemberdayaan masyarakat  sekitar hutan. Seratus orang peserta yang mengikuti sosialisasi sehari ini berasal dari berbagai sektor, diantaranya instansi vertikal, masyarakat sekitar hutan, mahasiswa, LKPPH, pecinta alam, BUMN dan kelompok tani. Mereka yang merupakan orang yang berhubungan dengan alam (hutan) diharapkan bisa mengerti program serta kebijakan pemerintah dan meneruskan kepada masyarakat lainnya untuk melestarikan hutan. Berdasarkan data dari beberapa sumber, hutan hujan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan yang paling terancam di muka bumi. Seperti menurut Butler (2007), antara tahun 1990-2005, negara ini telah kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Penurunan hutan-hutan primer yang kaya secara biologi ini adalah yang kedua di bawah Brazil. Jumlah hutan-hutan di Indonesia makin menurun dan banyak dihancurkan karena aktivitas manusia. Data pada tahun 1960-an, sebanyak 82% luas negara Indonesia ditutupi oleh hutan hujan, turun menjadi 68% di tahun 1982, 53% di tahun 1995, dan 49% pada saat ini. Umumnya, hutan tersebut bisa dikategorikan sebagai hutan yang telah terdegradasi. Penyebab utama terdegradasinya hutan hujan tropis adalah akibat ulah manusia. Di Indonesia, aktivitas manusia yang merusak hutan antara lain dalam bentuk penebangan kayu, penambangan di wilayah hutan, agrikultur, konstruksi jalan raya, perkampungan, dan peternakan. Hutan di Indonesia kini sedang dalam kondisi yang parah karena kehilangan lebih dari dua juta hektare area hutan pada setiap tahun. Kerusakan terutama terjadi di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline