Lihat ke Halaman Asli

Berkat Doa dan Pertolongan Tuhan dalam Diri Saya

Diperbarui: 20 Mei 2023   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

 Pada tanggal 19 september 2019 saya di operasi yang pertama kalinya yaitu operasi USUS BUNTU PARAH. Pada operasi pertama saya ini, saya sangat ketakutan menghadpi yang namanya operasi. Yang membuat saya takut yaitu, ketika saya masuk rumah sakit dan dinyatakan bahwa saya harus dioperasi. Pada saat itu ada orang yang mengatakan kepada saya bahwa kalau operasi itu rasa sakit, ada juga yang mengatakan bahwa orang yang sudah dioperasi itu dia akan cacat pada fisik. Dan yang paling mengerikan lagi ketika ada orang yang berkata kepada saya,”Eli kamu harus banyak berdoa karena kebanyakan orang yang di operasi usus buntu itu biasanya meninggal dunia. Hal-Hal ini lah yang membuat saya menjadi takut saat itu.

 Tibahlah waktunya saya harus di operasi yaitu jam 10.00. saat itu saya di bawah keruang tunggu pasien operasi. Ketika saya sedang menunggu tidak lama kemudian lewatlah di depan saya pesien yang telah meninggal dunia, saat itu saya sangat menjadi takut. Sebenarnya saat itu saya mau menunda tapi mau bagaimana lagi karena saya harus di operasi hari itu kalau tidak penyakit saya akan semakin parah. Maka jalan keluarnya saya hanya bisa pasrah pada Tuhan saja. Jam 11.00 akhirnya saya dibawah kedalam ruang operasi untuk melakukan tindakan selanjudnya yaitu operasi. Pada saat operasi jam 11.30 saya sudah tidak sadar lagi. Tetapi setelah selasai operasi saya sadar kembali. Dan saat saya sadar itu ternyata saya sudah ada di dalam ruang ICU. 

 Ketika saya tiba di ruang ICU saya masih sempat bertanya sama perawat saat itu, saya berkata : mba kenapa saya dibawa keruang ICU, TAPI, dengan santai ia menjawab saya, “ eli kamu tenang, karena hanya dengan melalui ini jalan satu-satu untuk bisa mengembalikan energi dalam tubuh kamu”.dengan penasaranya saya selalu bertanya kepada perawat itu, akhirnya ia berkata kepada saya “ eli kamu masih belum bisa mendengar alsanya kenapa kamu di bawa ruang ICU INI. Selama beberapa waktu kemudian saya sudah tidak sadar lagi.

 Ternyata selama beberapa jam saya tidak sadar mulai dari jam 14.00 sampai jam 03.00 pagi saya baru sadar. Ketika saya mulai sadar ternyata saya masih dalam ruang ICU, dan saat itu saya dibawah keruangan saya. Ketika saya tiba di ruangan saya, saya bertanya sama keluarga. Kenapa saya dibawah keruang ICU, tapi mereka manjawab saya tidak apa-apa. karena saat itu saya masih bisa menjdengar jawan yang sebenarnya. Tetapi beberapa waktu kemudia saya bertanya lagi, akhirnya ada salah satu dari anggota keluarga yang menjawab dan menjelaskan kepada saya kenapa saya harus dibawah keruang ICU. Ternyata, saat saya operasi itu banyak energi saya yang berkurang, maka jalan satu-satunya adalah hanya dengan melalui ruang ICU. Dan ia melanjudkan menjelaskan, ternyata selama saya di ruang ICU saya tidak sadar, dan saat itu dokter telah periksa dan ternyata saya sudah nyatakan bahwa saya sudah tidak ada harapan untuk bisa bertahan hidup, karena kata dokter kemungkinan besar saya harus mati. Tetapi saat itu ada salah seorang pastor yang merawat saya mulai dari masuk rumah sakit sampai saat saya di operasi. Ternyata, saat saya masuk ke ruang ICU pastor itu berdoa novena 3 salam maria. Dengan kekuatan doa pastor itulah yang kemudian saya bisa sadar kembali.

 Dalam hal ini saya menyatakan bahwa dengan berdoa novena 3 salam maria itu pertolongan Tuhan selalu tidak terlambat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline