Lihat ke Halaman Asli

Diam-diam Kita Semakin Merasa Aman di Indonesia

Diperbarui: 14 November 2017   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia yang terhubung satu sama lain tanpa batas ruang dan waktu dulunya adalah impian umat manusia untuk menciptakan ke-saling-mengerti-an satu sama lain. Sebuah kondisi dimana perdamaian di seluruh pelosok dunia bukan lagi sebuah utopia mengada-mengada. Tetapi kenyataannya dengan sekat yang semakin hilang ini bukan persamaan yang muncul dominan malah perbedaaan-perbedaan yang berujung pada pertentangan satu sama lain.

Paham-paham yang dulu berusaha dikubur dalam-dalam seperti chauvinisme, fundamentalisme hingga xenophobia justru tumbuh subur di era keterbukaan informasi ini. Akibatnya potensi ancaman dalam bentuk konflik horizontal hingga terorisme justru semakin membesar. Dan dunia terasa jadi semakin menakutkan.

Kita mengamati berita-berita dari seluruh dunia. Mulai dari segregasi Uni Eropa dengan hasil referendum Inggris yang menyatakan keluar dari Uni Eropa. Pemilu Amerika yang hingga hari ini masih diributkan dengan kemungkinan campur tangan Rusia. Bangkitnya kelompok-kelompok ultra kanan seperti Neo Nazi di Amerika dan Eropa juga menunjukkan betapa arus informasi justru semakin menajamkan perbedaan di luar sana. Sementara di Timur Tengah beberapa tahun belakangan kita melihat kebangkitan ISIS yang justru banyak merekrut anggotanya dari dunia maya.

Kita prihatin dengan perkembangan yang terjadi di dunia. Tetapi jujur saja, diam-diam kita merasa bersyukur dengan perkembangan yang terjadi di tanah air. Dibandingkan kondisi beberapa tahun silam, Indonesia jauh lebih aman. Dibandingkan situasi yang terjadi di banyak negara di dunia, kita patut bersyukur dengan iklim kondusif yang terjadi sepanjang tahun ini di tanah air. Ada beberapa kejadian-kejadian minor tetapi dapat ditanggulangi dengan cepat oleh aparat keamanan kita.

Beberapa tahun silam, mata dunia tidak lepas dari Indonesia. Aksi terorisme kecil dan besar nyaris terjadi tiap tahun. Negara-negara sahabat tidak bosan mengeluarkan travel warning bagi pelancong yang mau berkunjung ke Indonesia. Sel-sel teroris Asia Tenggara seperti menginduk di beberapa tempat di Indonesia. Belum lagi termasuk potensi yang muncul akibat gesekan horizontal dan aksi-aksi makar disintegrasi terhadap NKRI.

Tetapi tahun ini, kita merasakan kerja nyata dari deteksi dini yang dilakukan oleh pihak intelijen. Ada ribuan potensi kekacauan yang terkoneksi satu sama lain yang mengarah pada aksi terorisme, separatisme, chaos dan lain-lain yang mungkin terjadi.

Tetapi kerja diam intelijen dalam hal ini BIN terbukti mampu mencegah semua potensi itu jadi kenyataan. Ada banyak pemicu kekacauan tahun ini mulai dari pilkada serentak, demonstrasi, provokasi-provokasi di media sosial hingga faktor-faktor yang bersumber dari pengaruh luar negeri. Tetapi semua potensi itu bisa diatasi dengan baik.

Kinerja intelijen, berbeda dengan lembaga negara lainnya, justru terlihat membaik ketika lembaga ini semakin jarang disebut. BIN bekerja dalam diam. Menyelesaikan masalah dengan senyap. Semakin namanya jarang keluar maka semakin banyak misi-misi yang berhasil dituntaskan. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tidak banyak terdengar suara sumbang tentang BIN tahun ini dalam pemberitaan mana pun. Yang kita rasakan justru, rasa aman semakin meningkat dan BIN jarang terdengar. Dalam diam lembaga itu terus memastikan Indonesia yang aman untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline