Lihat ke Halaman Asli

Diskusi Senin Pagi; IQ jongkok??? no mau dooong!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jakarta, 30 Agustus 2010 Dear all, Menurut WHO (2002), setiap tahun diperkirakan sekitar 100 ribu anak lahir dengan kerusakan otak yang permanen ato tidak bisa pulih. Hal ini bisa terjadi diperkirakan karena ibu-ibu banyak kekurangan iodium selama kehamilannya. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang kekurangan iodium bisa menderita kretin (cebol), tuli, kerdil, dan kecacatan bicara. Selain itu, juga meningkatkan kemungkinan kematian janin, keguguran, serta kematian saat bayi dilahirkan. Kurang iodium juga menjadi penyebab utama keterbelakangan (retardasi) mental pada anak-anak di seluruh penjuru dunia, anak pun bisa apatis. (http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/29/08091625/Kurang.Iodium..IQ.Anak.Jongkok) Banyak orang kurang memahami bahwa kekurangan iodium, terlebih bagi anak, berpotensi menurunkan tingkat intelektual hingga 10-15 poin! Sebagai gambaran, orang yang tinggal pada komunitas dengan kekurangan iodium secara endemik menunjukkan nilai IQ lebih rendah 13,5 poin daripada orang dari komunitas sama dengan ketersediaan iodium yang adekuat. Tapi secara umum gejala yang diketahui sebagai akibat kekurangan zat iodium adalah penyakit gondok, ato pembesaran kelenjar gondok. PREVALENSI GARAM BERIODIUM Sebenarnya secara alami iodium bisa ditemukan pada berbagai macam jenis makanan, terutama makanan yang berasal dari laut. Udang, cumi, kerang, dan rumput laut misalnya. Iodium juga bisa didapatkan pada sayuran, terutama yang ditanam di tanah dengan kandungan iodium yang tinggi. Dipantai misalnya. Selain itu, iodium juga terdapat pada telur, daging, susu dan sereal. Meski dengan jumlah yang minim. Untuk menjamin kecukupan kebutuhan iodium, para ahli gizi mengembangkan teknologi fortifikasi (pencampuran) iodium pada garam. Rumah tangga dinyatakan mempunyai “garam cukup iodium” bila garam memiliki kandungan iodium ≥30 ppm KIO3. Secara nasional, laporan nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menemukan bahwa baru sebanyak 62,3% RT Indonesia mempunyai garam cukup iodium. Pencapaian ini masih jauh dari target nasional 2010 maupun target ICCIDD/UNICEF/WHO Universal Salt Iodization (USI) atau “garam beriodium untuk semua” yaitu minimal 90% rumah-tangga menggunakan garam cukup iodium. Rumah tangga di perkotaan relative memiliki garan beriodium yang lebih tinggi (70,4%) daripada di perdesaan (56,3%).  Sedang bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan juga dengan tingkat social ekonomi (kuintil tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita perbulan) menunjukkan trend meningkat pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan juga pada yang semakin kaya. Kok bisa ya? Tanya kenapa??? TES KANDUNGAN IODIUM begitu pentingnya kebutuhan tubuh kita akan iodium, untuk itu perlu kiranya kita memastikan kandungan iodium dalam garam yang kita miliki. caranya??? Untuk mengetahui kandungan zat iodium dalam garam bisa dilakukan pengetesan dengan larutan tes garam cepat. larutan ini kebanyakan sudah terdistribusi di puskesmas, terutama puskesmas di daerah endemis gondok. Kadar iodium dalam garam dibilang cukup (≥30 ppm KIO3), bila hasil tes cepat garam berwarna biru/ungu tua; mempunyai “garam tidak cukup iodium (<30ppm KIO3)” bila hasil tes cepat garam berwarna biru/ungu muda; dan dinyatakan mempunyai “garam tidak ada iodium” bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna. Weiiits… kita juga bisa melakukan tes kandungan iodium sendiri pada garam. Kita bisa melakukan tes dengan cara yang sederhana. Yaitu dengan mengganti larutan tes garam cepat dengan memanfaatkan ketela pohon. Caranya dengan me’marut’ ketela pohon yang sudah dikupas. Lalu diperas, ambil airnya untuk diteteskan pada garam. Gampang kaaan??? Cobain dulu sonooo! Hihihihi… -papa-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline