Kalau Pak Djan Farid tidak terpilih menjadi Menpera menggagantikanMonoarfa, tentu semua ikut bersedih. Tak sedikit yang meneteskan airmata, antara sedih dan malu, apalagi bagi keluarga maupun sahabat. Apalagi sudah menyatakan diri tidak mengikuti pemilihan Gubernur DKI. Bagaikan mengharapkan burung dilangit, burung ditangan dilepaskan.
Bukan kesalahan Pak Djan Farid tentunya.
Kegagalan ini hanya menguatkan betapa Pak Beye dalam reshuffle ini, layaknya Indonesian Idol, hanya seolah-olah bekerja kerasdan serius dalam pemilihan calon menteri. Tak lazim, menteri yang dicalonkan, diumumkan kemudian mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Seolah-olah serius melaksanakan hak prerogatif presiden, menimbang Pak Beye harus pindah kantor ke Puri Cikeas.
Gagalnya Pak Djan Farid menjadi menteri adalah 'double blow' atawa pukulan telak buat Pak Beye dan Pak Djan Farid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H