Lihat ke Halaman Asli

Mengenang 71 Tahun RRI

Diperbarui: 10 September 2016   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“ History is a pricelesstreasury of sleeping wisdom”, sejarah adalah harta tak ternilai dari kebajikan yang tertidur. Demikian pendapat yang bermakna filosofis tentang sejarah dari Fadel Muhamad. Ketua umum Yayasan Alkhairaat SIS Al Jufri Palu Sulawesi Tengah ini berpendapat, sejarah merupakan tali silaturahmi antara generasi sebab itu harus ditulis agar suasana kebathinan antara generasi “ wisdom history” nya senantiasa terjalin dan terkomunikasikan.

Seorang filsuf kelahiran Roma bernama Marcus Tulius Cicero berkata : “ Historia Vitae Magistra” – seajarah adalah guru kehidupan.

Sebagai guru kehidupan, semakin banyak tulisan sejarah, makin memperkaya bacaan bagi masyarakat menggali khasanah peristiwa masa lampau.Pengungkapan peristiwa masa lampau yang muncul dari berbagai pihak selalu lebih dari satu titik pandang dalam menilai satu konteks peristiwa. Sebab itu seyogyanya harus dipahami ungkapan : “ sejarah menulis dirinya sendiri “, suatau ungkapan filosofis yang mengisyaratkan bahwa “Sejarah” juga ingin mencari  “Jati dirinya”.

Ungkapan dimaksud, “ sejatinya” ditujukan kepada setiap penulis sejarah” untuk berupaya mengendalikan sikap subyektifdemi mencapai secara maksimal suatu hasil penulisan yang obyektif.

INSAN KOMUNIKATIF

Sejak awal penciptaan makhluk manusia sudah memiliki fithrah (budaya) komunikatif, yang oleh Aristoteles menyebutnya sebagai “ ZOON POLITICON ” (makhluk social), yaitu insan komunikatif atau makhluk yang selalu ingin berinteraksi. Tanpa interaksi manusia akan kehilangan arah dan kehilangan jati dirinya. Maka dengan adanya interaksi manusia berangsur-angsur kembali kepada pangkal kemanusiaannya.Kembali kepada fungsi kehidupan sebagai makhluk pribadi, makhluk social, dan makhluk sebagai hamba Tuhan.

Dalam kitab suci Agama Samawi, Al Qur’an (Islam), Injil (Kristiani) diberitakan ketika Adam di ciptakan sendirian sebagai penghuni surga, merasa sangat gelisah, Tuhan Maha Mengetahui kegelisan Adam, maka diciptakanlah Hawa(eva). Namun terjadi pelanggaran (akhlak negatif), keduanya dikeluarkan dari surge, melanglang buana  dipermukaan bumi konon selama seribu tahun baru bertemu dipadang Arafah. Komunikasi atau interaksi pertama dalam surga, berlanjut dipadang Arafah dan keduanya bereproduksi (menghasilkan keturunan).

Pada zaman Nabi Sulaeman diceritakan tentang terjalinnya komunikasi (perhubungan) lewat udara, yakni burung Hud-hud membawa sepucuk surat yang ditujukan kepada Ratu Balqis. Penguasa Kerajaan Sabaiyah ini yang tadinya menyembah matahari menyatakan diri menyembah Allah, agama yang diajarkan oleh Nabi Sulaeman.

Jadi ratusan ribu tahun mungkin jutaan tahun lalu sudah terjalin komunikasi (perhubungan) udara. Bahkan dalam kedua kitab suci agama Samawi ( Al Qur’an dan Al Kitab) dikisahkan terjadinya komunikasi, “ luar angkasa”.

Dalam Injil/Perjanjian Baru (Matius : 27-28, Markus : 15-16, Lukas : 23-24, Yohanes : 18-19) di kisahkan tentang Yesus di salib, dikuburkan, dibangkitkan, kemudian Roh Kudus Yesus dinaikkan ke Sorga oleh malaikat.

Sementara dalam kitab suci Al Qur’an dikisahkan tentang perjalanan (Isra dan mi’raj)  Nabi Muhamad S.A.W dari Masjidil haram ke Baitul Maqdis, terus ke Sidhratul Muntaha menerima perintah shalat dari Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline