Lihat ke Halaman Asli

"The Art of Listening"

Diperbarui: 3 Januari 2019   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kenapa kita lebih banyak ngomong ketimbang dengerin orang? Bukannya mulut kita jumlahnya satu sedang telinga kita dianuegerahi tuhan 2 telinga tetapi kita lebih banyak ngomong ketimbang mendengar? Zaman yang serba haus likes dan comment ini sangat pathetic melihat manusia lebih banyak ngomongnya ketimbang mau mendengar dengan seksama...mendengar bukan berati kita diem, terus tatapan mata kosong dan otak blank, masuk telinga kanan terus keluar telinga kiri...tetapi mendegar disini kita fokus, mencoba memahami makna dari kata2 yang hendak mau disampaikan seseorang, meskipun ia belum berbicara, tetapi dari gesture, tatapan mata kita tahu ada sinyal yang ingin disampaikan. Hal ini memang menjadi barang langka di zaman now ini, seolah seseorang dengan ngomongnya begitu banyak, maka ia terlihat lebih smart, berwibawa dan faham, padahal tidak ada makna yang tersirat sedikitpun...

Memang suara batin dan orang tersebut tidak bergema lantang, tenggelam oleh hiruk pikuk narisistik, egoisme yang menghiraukan suara hati tersebut...sudah saatnya  kita mulai  mendengarkan suara mereka yang kurang diperhatiin dan kurang didengerin, mari kita menjadi suara bagi mereka, the voice of the voiceless, menyimak lebih kedalam lagi apa yang hendak mereka sampaikan, jangan kita terlalu banyak ngomong tanpa menyaring perkataan kita, sehingga mulutmu harimaumu bener adanya. Gue sebagai orang tua , suami, ayah kadang kurang mendenger apa yang anak dan istri gue ingin sampaiin ke gue...rasanya hati seperti tersayat ketika mereka ngomong tapi kita tidak melike maupun merespons mereka.

Mari mengasah telinga kita utk lebih mendengar lagi suara kerinduan alam kepada kita, apakah kita mendengar rintihan mereka? apakah kita juga sudah mendengar harapan anak , istri, staf ataupun karyawan kita.  Pemimpin tuh bukan karena ngomongnya selangit, tetapi mendengar lebih banyak, menggali aspirasi lebih jeli, dan tentunya kerja dengan penuh semangat dan perhatian. Gua berharap gua mau lebih mendengarkan mereka yang disekitar kita, cukup kita terlalu banyak ngomingin prestasi2 orang yang kita anggap lebay, sedangkan kita hanya banyak ngomong sampai kita tdk punya prestasi apapun... edan edan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline