Lihat ke Halaman Asli

Awas Bahaya "Money Politic" dalam Pemilu 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang Pemilu 2014 mendatang di prediksi banyak terdapat praktik money politic (politik uang). Pasalnya, hal itu masih menjadi salah satu instrumen bagi politikus untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Maraknya aktivitas money politic dalam setiap perhelatan pemilu satu dekade belakangan ini, telah berdampak pada terbentuknya karakter pemilih pemilu yang menjadikan kebendaan semata seperti uang, beras, dan sejenisnya sebagai dasar dalam menyalurkan hak suara serta menentukan pilihan pada saat pemilu.

Peluang money politic pada Pemilu 2014 mendatang masih sangat terbuka lebar. Dari itu perlu kerja keras dan agresifitas Bawaslu dan partisipasi masyarakat. Money politic masih saja terjadi dikarenakan para elite politik dilanda penyakit pragmatisme politik. Mereka masuk dalam jabatan-jabatan politik untuk mengabdi atau untuk mewujudkan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi mereka masuk untuk memperkaya diri, yang tidak kaya kemudian mencari status. Jadi semata-mata untuk kepentingan diri sendiri bahkan kelompok dan golongan.

Money politic pada Pemilu 2014 mendatang tidak hanya terjadi di pileg, namun di pilpres pun hal itu dapat terjadi. Karena di pileg itu berbagai pihak sudah terlibat, karena itu dimungkinkan semua pihak yang terlibat di dalam pemilu memainkan itu. Money politic merupakan senjata yang ampuh untuk negara yang sedang berkembang yang budaya politiknya rendah seperti Indonesia.

Indonesia agak sulit untuk terlepas dari money politic. Bahkan pada Pemilu 2019 nanti pun, money politic pasti masih akan ada dan hanya terkikis sedikit saja. Karena itu pengawasan dan peran Bawaslu serta masyarakat sangat penting. Bawaslu harus bekerja keras untuk mengawasi semua TPS (Tempat Pemungutan Suara) agar bisa mencegah praktek money politic. Selain itu, kembali lagi ke masyarakat harus sadar bahwa dalam menentukan hak suaranya dalam pileg atau pilpres harus berdasarkan hati nurani jangan tergiur dengan adanya money politic karena hak suara masyarakat Indonesia sangat menentukan kemana jalan kepemimpinan bangsa ini kelak nantinya suram atau cerah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline