Lihat ke Halaman Asli

Panjirangi P.

Berusaha menulis

Ideologi Komunikasi Lingkungan

Diperbarui: 28 Maret 2017   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A discourse analysis of Noranda’s Environmental and sustainable development reports.

Adalah paper yang buat oleh Nola Buhr, dimana didalam artikel penulis ini, akan kita dalami bersama-sama. Paper ini menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan berkontribusi dalam wacana pembangunan berkelanjutan lingkungan. Paper ini mengambil dari laporan perusahaan Noranda dari tahun 1990, 1992, 1994, dan dilanjutkan dengan 2000,2002,2004. Dalam laporan tersebut diambil 3 poin utama analisis wacana yaitu, tanggung jawab moral, objektifitas empiris, dan penghakiman. Analisis ini juga berhubungan dengan filosofi perspektif lingkungan oleh per Gray et al. (1996).

Ideologi Lingkungan

Nilai-nilai alam dan ekologi sekarang ini menjadi  perhatian non-kontroversial (Eder, 1996) dan pandangan akan lingkungan dan alam menjadi salah satu ideologi yang dominan di masyarakat. Dalam paper ini analisis wacana digunakan sebagai  dasar analisis untuk menjelaskan suatu perusahaan melaporkan kontribusinya kepada alam.

Eder (1996) dimulai tiga fase di akhir 1960-an. Dia menjelaskan tahap pertama sebagai fase di mana ketidakcocokan ekologi dan ekonomi ditandai masalah lingkungan. Tahap kedua terjadi ketika pendekatan peraturan didominasi aksi lingkungan dan wacana. Tahap ketiga, muncul di pertengahan 1990-an, adalah "normalisasi budaya masalah lingkungan dan integrasi mereka dengan pola didirikan pemikiran ideologis " Eder (p. 163).

Lebih lanjut Eder juga mengatakan bahwa pada tahuan 1980-an wacana lingkungan ini, menjadi salah satu agenda media massa. Menggunakan wacana ini dan memproduksi sendiri komunikasi lingkungan, membuat orang-orang menjadi tersalurkan informasi soal lingkungan. Melalui hasil tersebut dapat kita lihat bagaimana wacana lingkungan, berubah bentuk menjadi ideologi politik. Komunikasi ekologi telah menjadi medium konflik politik dan menjadi debat publik, yang mana merubah kultur politik di masyarakat modern. Eder menjelaskan bahwa lingkungan telah terintegrasi ke dalam aliran-aliran ideologi yang berbeda.

Pluralitas dalam komunikasi lingkungan dan dominasi ideologi lingkungan, telah membuat pasar yang siap menerima wacana tersebut dengan berbagai macam power dan legitimasi mengenai lingkungan. Menjadi keritik tersendiri bagi organisasi-organisasi yang mengidentifikasikan dirinya atau melegetimasikan dirinya sebagai pro wacana lingkungan, mereka dianggap mempertahankan public image mereka di masyarakat demi bertahan hidup. Dewasa ini telah tercipta kompetisi pasar yang sangat ketat. Dimana mereka berlomba-lomba memproduksi berbagai macam produk-produk yang mengangkat isu kelingkungan atau biasa dikenal dengan green image. Hal ini telah menjadi suatu kewajiban untuk dikuasi oleh para produsen, karena green image telah menjadi simbolik yang sentral dalam kehidupan masyarakat moderen.

Filososfi Lingkungan

Hasil dari perdebatan pada abad ke-19 soal sosialis dan kapitalis. Sosialis sebagai teori ekonomi, yang mengajarkan moral, telah mati. Pertanyaannya sekarang adalah jenis kapitalis seperti apa yang kita inginkan? (Elkington & Burke, 1989, p.252).

Filosofi tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti rights-based filosofi. Sementara filosofi lingkungan mengadopsi dua pendekatan dasar diatas, filosofi lingkungan juga mengenal non-tradisional atau holistik, ditandai oleh ekologi mendalam dan ekofeminisme (Warren, 1998a, p. 270). Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara anthropocentric (berpusat pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang umumnya dipandang sebagai dapat dibandingkan (Attfield, 2003;. Purser et al, 1995).

Ada beberapa varian dalam dua sudut pandang ini dan Gray et al. (1996) menawarkan klasifikasi tujuh tingkat kerangka untuk menjelaskan "beberapa cara umum di mana kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat mungkin membayangkan hubungan organisasi-masyarakat "(hlm. 56).

  • Pristine Capitalists : Kapitalis murni, alam dieksploitasi habis-habisan, demi meraih profit yang sebesar-besarnya. Alam dijadikan atau diposisikan sebagai alat penghasil uang. Satu-satunya tanggung jawab yang dimiliki korporasi adalah profit yang dihasilkan dan dibagi dengan stakeholder.
  • Expedients : Bijaksana, sebuah pemikiran atau pandangan jangka panjang yang menyadari kesejahteraan ekonomi dan stabilitas ekonomi hanya dapat diraih dengan cara menerima tanggung jawab sosial. Apabila dieksploitasi berlebihan tidak ada masa depan bagi lingkungan.
  • Social Contract Proponents : Sebuah sikap dari perusahaan atau organisasi yang memiliki kewajiban untuk menghargai dan bahkan, merespon kepada masyarakat atau lingkungan. Adanya kesepakatan antara alam dan manusia, tak mengganggu alam. Ex; dihutan kita boleh mengambil kayu ranting yang jatuh dari pohon, tapi kita tidak boleh menebangnya. Dalam hal ini lebih mengutamakan aspek penghargaan dan menghormati.
  • Socialists Ecologists : Perusahaan atau organisasi besar telah ikut ambil andil dalam pembuatan masalah sosial dan masalah lingkungan. Oleh karena itu timbulah permintaan, yang dimana seharusnya perusahaan atau organisasi juga mampu menyelesaikan atau menangani  masalah sosial dan masalah lingkungan yang mereka ciptakan.
  • Socialists : Mereka yang merasakan bahwa seharusnya tidak ada lagi kepemilikan perusahaan, dan menganggap masyarakat memiliki otonomi terhadap alam.
  • Radical Feminists : Mereka yang merasakan bahwa telah terjadi sesuatu yang salah dalam sistem sosial saat ini. Dimana maskulin telah membawa sistem sosial yang salah dan sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem sosial adalah lebih banyak nilai-nilai feminisme seperti kasih sayang, kelembutan, kerjasama, dan lain-lain.
  • Deep Ecologists : Ekologi yang mendalam, dimana manusia tidak memiliki hak atas apapun untuk mengintervensi alam atau makhluk hidup lainnya.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline