Lihat ke Halaman Asli

Miskin Tak Harus Bodoh

Diperbarui: 9 Desember 2016   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih baik Ibu jangan Kerja dulu, Badan Ibu Panas gitu." Pinta Nur Amanah pada Ibunya.
 "Kalo Ibu ga Kerja Besok Makan apa Nur..? Kamu tau sendiri, Penghasialan Ibu dari nyortil Sampah cuma Dua Puluh Ribu, itupun berdua sama Ayahmu, bisa buat Makan udah Alhamdulillah."
 "Tapi kalo dipaksain nanti penyakit ginjal Ibu makin Parah."

 Ibu Yani menatap Anaknya Nur Amanah.
 Tetes demi tetes Air Matanya berjatuhan, membasahi Pipinya.
 "Ibu bingung Nur, Ibu udah berusaha sekuat Ibu, bekerja dari Pagi hingga Sore, tapi dengan penghasilan Dua Puluh Ribu sulit rasanya untuk bisa bertahan Hidup, nanti Tanggal 30 November batas akhir Kontrakan Rumah, ga tau Ibu harus nyari Uang Tiga Ratus Ribu dari mana..."
 "Udah Bu, biar Nur berenti Sekolah aja, Nur cari Kerja aja buat bantu Ibu.."
 "Tapi Nur, Kamu mau kerja apa make Ijasah SD...? Sayang Nur tinggal Satu semester lagi Kamu Lulus SMP, Ibu berharap Kamu bisa Sekolah Tinggi biar bisa mengangkat Derajat Orang tua, sebenarnya Ibu Bangga Kamu selalu Rangking Satu, Ibu Bangga Anak Ibu ternyata Pintar."

 Namanya Nur Amanah, sekarang dia bersekolah di SMP 01 Pakuhaji Kelas Tiga semester Satu.
 Dia Tinggal di Rumah Kontaran yang beralamat di kampung suka mantri, Rt: 001/ Rw: 06, Desa: Suka Wali, Kec: Pakuhaji, Kab:Tangerang, Kontrakan Pak Jalil/ Ibu Upa.

 Hampir setiap Pagi dia Berjalan Kurang lebih Empat Kilometer untuk ke Sekolah, begitupun Pulangnya.
 Jarang sekali dia membawa Uang Jajan, atau sekedar Bekal.
 Ayahnya terkena Stroke Beberapa Tahun lalu, Rumah dan Harta benda habis terjual untuk mengobatinya.
 Walau sekarang Ayahnya sudah bisa berjalan dan membantu bekerja, namun tidak Normal seperti dulu lagi.
 Ibu adalah tulang punggung Keluarga, bekerja menyortil Sampah itu yang bisa dilakukannya saat ini kadang Nur Amanahpun ikut membantu selesai pulang Sekolah.
 Namun kini Ibunya pun menderita Penyakit Ginjal yang cukup mengganggu aktifitasnya, hingga pekerjaannya tak selincah dulu.

 Saya telah mencoba membantu agar Nur Amanah tak sampai putus Sekolah, mengingat Dia selalu menjadi Juara Satu di Sekolahnya.
 Sangat disayangkan bila Bintang Kelas ini hanya menjadi Buruh Pabrik.
 Saya sudah membuat banyak Proposal dan mengirimnya ke berbagai intansi yang mungkin bisa membantu, namun hasilnya nihil.

 Kini harapan Saya dan Keluarga Nur Amanah ada di sini.
 Saya sangat memohon pada Rekan-rekan semua untuk Men Share cerita Saya ini, bagikan Cerita ini.
 Share Anda akan Sangat membantu mereka.
 Tolonglah Share ini  hingga ada Orang dari Pemerintahan mampu dan mau menolong Keluarga Nur Amanah.
 Tanggal 30 November Kontrakannya Rumahnya Habis, walau cuma Tiga Ratus Ribu/ Bulan, kalau tak bisa membayarnya Mereka mungkin akan di Usir.
 Tolonglah Teman Share ini dan buat Mereka Tersenyum lagi....

 Bila Rekan ingin kealamat Nur tapi ga tau arah bisa WA Saya di 081287818067

15337455-1295951627129082-2016148085357796979-n-584a225d06b0bde00732fdf1.jpg

15267577-1295951710462407-6033321013795916534-n-584a226aaf7e613507cbb9d8.jpg

15390862-1295951697129075-4969220365367511186-n-584a22768d7a61c006d3825c.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline