Lihat ke Halaman Asli

Revitalisasi Pendidikan Pasca Pandemi

Diperbarui: 6 November 2022   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Semenjak pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia, banyak negara termasuk Indonesia mengubah kebiasaan beraktivitas sehari-harinya. Pada sektor pendidikan, untuk melindungi generasi bangsa dari penularan Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran Daring atau pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan sejauh ini justru menjadi penyebab terjadinya learning lost di dalam dunia pendidikan. Hal tersebut dapat terlihat dari kurangnya siswa mendapat kesempatan mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan.

Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama, pembelajaran jarak jauh masih terkendala dengan permasalahan logistik yang berimbas pada efektivitas proses pembelajaran. Melihat kondisi tersebut, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun Program Kampus Mengajar Angkatan 3.

Kampus Mengajar Angkatan 3 merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) sekaligus terusan dari Program Kampus Mengajar Perintis, Kampus Mengajar Angkatan 1, dan Kampus Mengajar Angkatan 2 berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbagai kota/kabupaten di Indonesia.

"Kampus Mengajar menghadirkan Mahasiswa hadir sebagai partner guru dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi pembelajaran," jelas Nadiem Makarim.

Dokpri

Ditempatkan di SMPN 2 Panjalu Ciamis, kami fokus pada pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan teknologi di sekolah ini merupakan upaya kami untuk menanggulangi learning lost.

Siswa dibekali kemampuan untuk bisa mengoperasikan komputer dan aplikasi dasar yang mereka perlukan. Microsoft Word dan Google Chrome merupakan dua perangkat lunak paling dasar yang harus dikuasai oleh pelajar di abad 21.

Selain pembelajaran teknologi, kami juga tidak melupakan pondasi utama dalam belajar, yaitu kemampuan membaca. Kami mengukur kemampuan membaca siswa kelas 7, 8, dan 9. Siswa-siswa yang kemampuan memabcanya dites adalah siswa yang menurut guru-guru masih kesulitan dalam membaca ataupun tidak bisa membaca.

Kami mendiskusikan porsi latihan membaca yang akan diberikan kepada siswa yang tidak lancar membaca dan tidak bisa membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline