Lihat ke Halaman Asli

Jangan Pandang Sebelah Mata, Anak Autis Bukan Produk “Gagal”

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keberadaan wanita tak bisa dipandang sebelah mata. Dunia pun telah mengakui bahwa kiprah wanita memiliki pengaruh pada banyak hal. Selain ahli urusan rumah tangga, wanita juga dapat berkiprah dibidang lain seperti sosial budaya, lingkungan, seni, ilmu pengetahuan, bahkan politik dan pemerintahan. Pandangan masyarakat yang menganggap wanita merupakan makhluk lemah pun terbantahkan.

Halnya dengan Farida Lucky. Wanita ramah ini mampu membuka mata khalayak umum, utamanya bagi kaum pria, bahwa wanita dapat berpengaruh bagi lingkungan dan dunia pendidikan. Delapan tahun lalu, Farida dianugerahi seorang putra bernama Umar. Saat lahir, tak ada yang aneh terjadi pada diri Umar. Namun, Umar ternyata tumbuh dengan pribadi yang berkebutuhan khusus. Umar mengidap autism.

Sebagai orang tua, Farida tentu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak tercintanya tersebut. Berbagai cara ia lakukan agar Umar dapat berkembang layaknya anak normal yang lain. Sayangnya, Karawang pada saat itu tidakmemiliki wadah bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Beranjak dari situasi itu, Farida akhirnya berinisiatif untuk mendirikan rumah belajar khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Tepat pada pertengahan tahun 2010, dikediamannya disekitar Perumahan Karawang Barat, Farida mendirikan rumah belajar Amanda. Tak mudah memang, tapi berkat kesungguhan dan ketulusannya, Farida kini memiliki puluhan anak didik. Semuanya berkebutuhan khusus, yang berasal dari seluruh pelosok kabupaten Karawang. Kini ia bersama delapan tenaga pengajar lainnya bersama-sama membina anak-anak didiknya itu.

“Saya pengen anak-anak berkebutuhan khusus bisa tetap sekolah. Bagaimanapun juga, mereka butuh pendidikan. Sama seperti anak normal lainnya. Jangan pernah membeda-bedakan, semuanya sama,” ujar Farida.

Farida memiliki keyakinan tinggi bahwa anak-anak binaannya dapat hidup berdampingan dengan masyarakat. Diakuinya, beragam kendala kerap datang selama ia membimbing anak-anak autism. Namun, itu tak menyurutkan niatnya untuk terus mengabdi dan berbagi kepada masyarakat yang memiliki anak yang keterbelakangan mental.

Farida berpesan, bagi orang tua yang juga memiliki anak pengidap autism, agar tetap mendampingi setiap perkembangan anaknya. Bagaimanapun juga, anak merupakan karunia yang wajib dijaga. “Pendidikan terbaik datang dari orang tua. Orang tua harus terus menggali potensi yang ada pada diri anak-anak mereka. Karena anak autism bukan produk gagal,” tegasnya.

Berkat ketulusannya mengabdikan diri untuk anak-anak berkebutuhan khusus, PT Galuh Citarum, salah satu pengembang property terbesar di Karawang memasukkan nama Farida dalam kandidat wanita inspiratif Karawang 2014. Farida pun akhirnya menjadi satu dari lima wanita yang mampu menginspirasi masyarakat Karawang. Farida dianugerahi penghargaan sebagai Wanita Inspiratif Karawang 2014 di bidang pendidikan, oleh PT Galuh Citarum yang menyelenggarakan acara memperingati hari Kartini beberapa waktu lalu.

“Saya tak pernah berharap mendapat apapun, termasuk penghargaan seperti ini. Ini bukan obsesi saya. Saya hanya ingin berguna bagi orang lain, utamanya bagi para orang tua yang memiliki anak autism seperti saya. Penghargaan ini saya dedikasikan untuk seluruh anak binaan saya. Ini sekaligus membuka mata masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus juga bisa berprestasi dan tak bisa dianggap menjadi anak yang gagal,” tutur Farida di atas panggung sembari mata berkaca-kaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline