Lihat ke Halaman Asli

Ujian Spiritual Raden Puntadewa di Telaga Suci

Diperbarui: 26 Februari 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada suatu hari saat para pandawa sedang menjalani hukuman pengasingan di dalam hutan kamiaka selama 13 tahun, pada suatu perjalanan, mereka dilanda kehausan yang hebat, puntadewa (yudhistira) mengutus adiknya yang paling bungsu yaitu tangsen (sadewa) untuk menemukan air, ternyata tak jauh dari saudara dan ibunya beristirahat terdapat telaga air yang sangat jernih, sadewa yang merasa sangat haus segera menciduk air telaga itu dengan kedua tangannya, sebelum tangannya menyentuh air, terdengar suara gaib dari dalam telaga suci tersebut, suara itu  berkata “hai kau yang sedang kehausan, kuperbolehkan kau meminum air telaga suci ini asalkan kau bisa menjawab pertanyaanku, jikalau gagal menjawab kau tak kuperbolehkan meminum air telaga ini, jika kau memaksa maka kau akan mati”, Sadewa yang dilanda kehausan yang amat sangat tak mempedulikan suara itu dan meminum air telaga itu, seketika itu sadewa menemui ajalnya, lama sadewa tak kembali, raden puntadewa merasa khawatir menyuruh pinten (nakula) untuk pergi menyusul sadewa yang mencari air, ternyata nakula bernasib sama, dan kejadian itu terus berulang hingga arjuna dan werkudara juga tak kembali, khawatir akan adik adiknya, puntadewa akhirnya menyuruh ibunya menunggu disini dan dirinya pamit menyusul adi adinya yang lain,saat sampai di tepi telaga, puntadewa merasa sangat sedih hatinya melihat mayat keempat saudaranya yang menemui ajal terbujur kaku di tepi telaga setelah meminum air dari telaga itu, rupanya telaga itu wingit dan ada penunggunya, dengan perasaan sedih puntadewa berkata ;

Raden puntadewa; duh gusti, siapa yang tega mencabut nyawa adi adiku yang tercinta, habislah harapanku merebut negri ngastina, oh adiku arjuna, kaulah andalan kami, tapi kini kau pergi selama lamanya, apalah sekarang dayaku,ratapnya.

[Tak lama kemudian, suara gaib itupun kembali terdengar…]

Suara gaib ; mereka mati karna mereka meminum air telaga ini, tanpa mempedulikan peringatanku

Raden puntadewa; oh siapakah tuan?

Sang suara ; aku adalah nyawa dari telaga ini, aku lah air bersama seluruh kegunaannya, roh yang membuat air ini ada dan berguna, saudara saudaramu itu tak menghiraukan peringatanku dan tetap meminum air itu..

Raden puntadewa; oh, hamba memohon maaf atas kelancangan adi adi hamba, jika kematian mereka memang sudah kehendak tuhan, hamba akan merelakannya, tapi jikalau memang kematian mereka belum waktunya sudikah kiranya tuan menghidupkan mereka kembali, pintanya.

Sang suara ; aku akan membiarkanmu mengambil air telaga ini dan aku juga bersedia menghidupkan salah satu diantara mereka asalkan kau mampu menjawab 4 pertanyaanku.

[puntadewa pada waktu itu tubuhnya lemas karena sebenarnya ia juga merasa kehausan bahkan sampai tidak  sanggup berdiri…namun puntadewa sabar mengesampingkan rasa haus yang dahsyat demi saudara saudaranya, ia pun duduk bersila (manekep hening) ditepi telaga dan berkata..]

Raden puntadewa ; hamba akan menurut kehendak tuan, silahkan tuan bertanya apapun itu, jika hamba mampu menjawab maka akan hamba jawab, namun bila hamba tidak mampu menjawab, itulah batasan hamba sebagai manusia yang lemah, setidaknya hamba akan berusaha.

Sang suara ; baiklah, dengarkan baik baik pertanyaanku, pertama, siapakah musuh yang paling gagah di dunia ini, suka membunuh dan sukar dilawan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline