Lihat ke Halaman Asli

Pangestu Aji

Universitas PTIQ Jakarta

Manajemen Pendidikan Islam di Era Modern: Kolaborasi Nilai-nilai Islami dengan Pendekatan Sistem dan Kontingensi

Diperbarui: 15 Januari 2025   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pangestupas.my.id

Pendahuluan

Perkembangan dunia pendidikan Islam yang semakin kompleks menuntut adanya pendekatan manajemen yang terstruktur sekaligus fleksibel. Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu berjalan secara efektif dan efisien tanpa meninggalkan nilai-nilai Islami sebagai fondasinya. Di Indonesia, universitas Islam menghadapi tantangan untuk menerapkan sistem manajemen adaptif yang tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga menghasilkan lulusan dengan kompetensi akademik yang tinggi serta moralitas yang kokoh guna menghadapi tantangan global (Rafid et al., 2024).

Selain itu, dinamika era pasca-pandemi memperkuat kebutuhan akan kurikulum fleksibel yang berorientasi pada pengembangan keterampilan relevan. Hal ini harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan nilai-nilai religius dalam proses pembelajaran (Irawan et al., 2023). Pendekatan ini juga sejalan dengan pengelolaan pesantren, di mana otonomi dan nilai Islami menjadi landasan penting dalam menghadapi tuntutan globalisasi. Implementasi yang konsisten dapat meningkatkan kemandirian manajerial tanpa mengorbankan prinsip spiritualitas (Fatmawati et al., 2023).

Untuk mempertahankan daya saing, sistem pengendalian mutu juga menjadi komponen penting dalam lembaga pendidikan Islam. Hal ini mencakup aspek kurikulum, metode pengajaran, hingga integrasi teknologi yang mampu menjaga relevansi dan kualitas pendidikan (Syihabuddin, 2022). Dengan demikian, manajemen berbasis sistem yang adaptif, berlandaskan nilai-nilai Islami, tidak hanya mendukung efektivitas lembaga pendidikan Islam, tetapi juga memperkuat posisinya dalam menghadapi dinamika global.

Penelitian terkait pendekatan sistem dan kontingensi dalam manajemen telah banyak dibahas dalam konteks organisasi umum, tetapi penerapannya pada pendidikan Islam masih terbatas. Sebagai contoh, pendekatan kontingensi di sektor perbankan Islam menunjukkan pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam menghadapi tantangan spesifik, yang dapat menjadi dasar pengembangan manajemen pendidikan Islam dalam konteks serupa (Kulchmanov et al., 2016). Di sisi lain, penelitian tentang manajemen pendidikan Islam dalam menghadapi tantangan global menekankan pentingnya sistem yang adaptif dan inovatif untuk menjaga kualitas pendidikan dan memenuhi kebutuhan pasar global (Fatkhurin Fuad et al., 2023).

Lebih jauh, kebutuhan akan teknologi dan pendekatan yang lebih holistik dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islami dengan manajemen modern semakin mendesak (Fandir, 2024). Oleh karena itu, kajian mendalam mengenai integrasi pendekatan sistem dan kontingensi dengan nilai-nilai Islami dalam manajemen pendidikan Islam sangat diperlukan untuk menjawab tantangan kontemporer.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dua pendekatan utama dalam manajemen, yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi, serta penerapannya dalam manajemen pendidikan Islam. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Islami yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana pendekatan-pendekatan tersebut dapat menciptakan model manajemen yang efektif, adaptif, dan berlandaskan etika Islami.

Hasil dan Pembahasan

1. Pendekatan Sistem dalam Manajemen Pendidikan Islam

Pendekatan sistem memandang lembaga pendidikan Islam sebagai entitas yang terintegrasi, di mana setiap komponen bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama. Prinsip-prinsip utama, seperti kolaborasi lintas fungsi, umpan balik berkelanjutan, dan adaptabilitas, diterapkan dalam berbagai elemen pendidikan, termasuk kurikulum, manajemen guru, dan fasilitas sekolah.

Sebagai contoh, di SMA Miftahul Khoir Dago Bandung, pendekatan sistem berhasil diimplementasikan melalui integrasi nilai-nilai Islami dalam kurikulum, metode pengajaran, dan sistem penilaian. Pendekatan ini juga digunakan dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kementerian Agama Kabupaten Minahasa Utara, yang meningkatkan efisiensi dan transparansi manajemen pendidikan Islam. Sistem ini memungkinkan lembaga untuk merespons kebutuhan pemangku kepentingan dengan lebih cepat dan tepat (Fitriani et al., 2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline