Siapa yang tidak pernah mengalami momen di mana kita membaca sebuah buku, tetapi pikiran kita melayang jauh dari kata-kata yang tertulis di tiap-tiap lembar halaman? Saya yakin banyak dari kita yang merasakannya.
Saya sendiri sering kali menghadapi situasi di mana saya telah menghabiskan beberapa menit membaca, tetapi ketika saya mencoba untuk merenungkan apa yang telah saya baca, saya hanya menemukan kekosongan alias "ngeblank".
Meskipun saya tidak begitu familiar dengan istilah "zoning out," fenomena ini tampaknya menjadi bagian dari pengalaman membaca saya yang cukup umum. Bagi sebagian orang, zoning out saat membaca biasa dianggap sebagai tanda ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Namun bagi saya, ini tidak lebih dari sekadar masalah fokus.
Ya, ini adalah gambaran bagaimana kebiasaan multitasking kita dapat memengaruhi cara kita membaca dan menyerap informasi. Melalui tulisan ini, saya ingin membagikan pandangan saya tentang fenomena ini, serta beberapa solusi sederhana yang telah saya coba sendiri.
Dalam konteks membaca, zoning out terjadi ketika kita kehilangan perhatian dan fokus pada materi yang sedang dibaca. Kita mungkin merasa seolah-olah mata kita terus bergerak di atas kata-kata tiap lembar halaman buku, tetapi pikiran kita melenceng ke arah lain.
Hal ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti kelelahan mental, distraksi dari lingkungan sekitar, atau bahkan kebiasaan kita yang terbiasa melakukan banyak hal sekaligus.
Salah satu alasan yang sering saya temukan adalah bahwa kita hidup di era di mana perhatian kita sering kali dibagi antara berbagai aktivitas. Ketika membaca buku, otak kita bisa jadi berusaha mencari rangsangan lain yang lebih menarik.
Dalam banyak kasus, kita terbiasa menggunakan perangkat digital, yang memungkinkan kita untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya dalam hitungan detik. Kebiasaan ini membuat kita kesulitan untuk benar-benar fokus pada satu aktivitas saja, seperti membaca.
Pengalaman Pribadi
Saya sudah mengalami masalah ini sejak lama. Dalam aktivitas sehari-hari, saya sering kali terjebak dalam rutinitas multitasking, yang sering kali membuat saya merasa justru kurang produktif.
Sebagai seorang desainer grafis, pekerjaan saya sering melibatkan proses kreatif yang memerlukan fokus dan konsentrasi. Namun, dalam proses itu, saya sering kali diri saya bolak-balik antara berbagai tab browser di layar komputer, mencari referensi, dan melakukan riset. Dalam pencarian informasi ini, saya terkadang menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian saya, dan fokus saya pun segera teralih.