Lihat ke Halaman Asli

Ketika Pemakan Sampah Harus Jadi Juri Masterchef #3

Diperbarui: 7 Agustus 2015   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau lihat sejarah. Sebelum jaman penjajahan makanan itali dan makanan perancis adalah makanan orang miskin dan goblok. Saat itu makanan orang kaya adalah makanan yg diberi rempah yg berasal dari nusantara. Harga rempah sangat mahal, harga lada lebih mahal dibandingkan emas. Karena harga rempah2 yg tinggi, orang Eropa berlomba memperebutkan "spicy island" (Maluku) tempat rempah berasal. Ronde pertama dimenangkan Portugis, menguasai dan memonopoli perdagangan rempah di Maluku dan menjualnya ke Eropa dg harga yg tinggi. Mayoritas orang Italy saat itu kebanyakan kere, jarang yang sanggup membeli rempah, hingga kebanyakan makanan kere Italy kebanyakan anyep, bahkan saking kerenya orang Italy, keju busuk pun tetap mereka makan. Lalu sekarang bule berselera makanan kere memaksa kita berselera kere? Masakan kita kaya rempah yang tak sanggup dibeli itali kere. Yang mana lomba masak dg pesertanya sudra inlander yg mana pemenang lomba masak tersebut harus sesuai selera juri yg memang beda dg selera kebanyakan. Masakan Itali kalau dipaksakan kepada orang Indonesia yg belajar sama Mateo hingga sama segoblok mateo, mungkin akan memberikan sumpah serapah thd makanan tersebut. 

Masakan Nusantara adalah masakan paling bergengsi, jika tidak demikian mustahil orang Eropa memperubutkan pulau rempah2 yang mana masakan yg mengandung rempah2 selain harganya mahal dan tetapi juga dianggap paling bergengsi dan bernilai tinggi. 

Sebelum orang Eropa menemukan teknologi pengawetan makanan, manusia nusantara telah melakukannya dengan rempah2. Misalnya rendang padang yg kering bisa tahan sampai satu tahun. Selain itu pengawetan makanan ala nusantara ini lebih alami dan sehat karena tak dicampuri bahan kimia. 

Kama qola Rijal M "Kita kaya, sangat kaya, soal jenis kuliner karena selain alam yang mendukung, interaksi kita dg bangsa asing juga menyumbang citarasa...di Aceh, saya lupa nama masakan yang bahkan untuk membuatnya dibutuhkan sekira 40 jenis bumbu....alangkah kayanya kita, bandingkan dg escargot yang dibangga banggakan sama perancis - atau keju busuk berulat itali - "

Dokthir Heri bersabda" Saya masih ingat salah seorang master chef"KEAT" bilang dengan tenang "INI MAKANAN APA SAMPAH", waduh nek masakane mbokku di komentari kaya gitu saya haqqul yakin lambene tak jejeli sandal Lily."

Begitulah Dok, manusia sampah memang biasa bertingkah sampah dan bacotnya pun sampah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline