Lihat ke Halaman Asli

Iklan Nuklir di TV: Setahun Kebodohan Rakyat

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prestasi minus kesiapan RI menuju negara modern yang berwujud dalam kebodohan dan berdiam diri-nya 'silent majority' rakyat atas apa yang menjadi nasib dirinya sendiri, sungguh membuat kita mengernyitkan kening atas iklan nuklir tersebut.

Walau demi alasan kelistrikan, tetapi ketidak-akurat-an, sifat dasar abai, memori pendek, dan mental mandah menjadi korban, yang menimpa mayoritas rakyat Indonesia, menjadikan teknologi nuklir tetap sulit dibayangkan akan bisa diterapkan di Indonesia. Belum lagi urusan teroris atau rekayasa pihak yang berkepentingan sektarian yang menyusup di bidang hankam, atau skenario kapitalis jangka panjang negara besar piawai nuklir untuk mencengkeram RI di segala bidang dengan pintu masuk teknologi nuklir.

Tertutupnya akses data kinerja Pertamina menyangkut produksi, dugaan penggelapan ekspor, dugaan setor nuansa korupsi triliunan antar pejabat dan institusi negara. Dan demikian pula nuansa yang terjadi pada PLN, tidak bisa dibuat main-main pada teknologi nuklir yang menuntut tingkat presisi tinggi dan menyeluruh dari seluruh tingkat otoritas dan pelaksana.

Kebocoran nuklir berakibat mengerikan bagi rakyat dan akan berkepanjangan hingga puluhan tahun mengingat bahan dasar nuklir, uranium selalu bersifat meluruh dan 'membelah diri' hingga berpuluh-puluh tahun. Sifat mental bawaan yang di atas, apalagi begitu buruknya di kalangan birokrat, dengan contoh Pertamina dan PLN, hingga sekian tahun entah sampai kapan akan sangat tidak cocok untuk disiplin yang disyaratkan bagi penggunaan teknologi nuklir.

Adanya iklan nuklir di televisi kita saat ini hanya sekian contoh lagi dari lebay dan dungu-nya kalangan terkait dan suatu peringatan bagi rakyat bahwa apabila pihak kapitalis sudah akan punya mau seperti ini, segala dana suap milyaran atau triliunan (uang pajak rakyat) akan disiapkan untuk DPR yang cenderung amoral untuk bersorak menyetujui, pihak Pemerintah yang juga cenderung mumpung dan amoral bergegas melaksanakannya, sekali lagi rakyat diam mandah jadi korban, lalu tragedi model Wasior, model Buyat, atau nanti model Bhopal India, model Chernobyl (Rusia) akan terjadi. Siapa lagi yang akan menanggung dan mengatasinya?

Yang bertanggungjawab memang hanya satu: Kebodohan rakyat.

Hari-hari ini ada peringatan setahun kebodohan rakyat yang paling nyata: SBY-Boediono !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline