"Hey."
"Hai."
"Kamu masih di sini?"
"Seperti yang kamu lihat."
"Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa kamu stay?"
Dia terdiam cukup lama. "Kamu bisa pergi, loh. Kamu bisa pilih cewek lain yang normal."
"Normal is overrated. I want awesome. You are awesome." kalimat 'I want you' tidak terucapkan, tetapi kalimat itu terasa nyaring terdengar.
"Kamu di sini cuma kasian sama aku, kan?" gadis itu bertanya lirih. Lelaki sebaya yang duduk di samping ranjang rumah sakit tempat ia berbaring hanya menatapnya penuh arti. Dipandangnya luka-luka di lengan kanan gadis itu. Kulitnya yang kuning langsat tidak mulus, cenderung kering karena kurang asupan air yang diminumnya. Pemandangan yang sama persis yang ia yakin bisa ia lihat di lengan kiri sang gadiss, atau bahkan mungkin lebih parah, namun lengan itu berada di balik tubuh ringkih si gadis. Tersembunyi di balik selimut bergaris. Pandangannya beralih ke manik mata hitam yang penuh tanya dan penuh harap itu.
Apakah ia di sini karena kasihan?