Lihat ke Halaman Asli

Teknik dan Tahapan Persiapan Pidato

Diperbarui: 21 Mei 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Teknik dan Tahapan Persiapan Pidato Yang Efektif
Oleh: Syamsul Yakin & Pandyarva Satria Pratama
Dosen Retorika UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta

Pidato adalah seni dan keterampilan, pidato perlu latihan dan pembiasaan dalam melakukannya. Pidato harus dilengkapi dengan pengetahuan linguistik agar  diksi yang terlontar variatif, menarik, dan estetik.

Dalam berpidato diperlukan Keterampilan dan pengetahuan linguistik, baik tujuan pidato yang bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif. Untuk sampai ketiga tujuan pidato diperlukan persiapan.

Tahap pertama dalam mempersiapkan pidato adalah menentukan topik. Topik pidato adalah pokok persoalan yang masih bersifat umum dan abstrak. Topik pidato adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan pidato. Dalam praktiknya, topik pidato dirinci atau dijabarkan dalam suatu judul.

Tahap kedua adalah menuntukan tujuan pidato, yakni informatif, persuasif, atau rekreatif. Pidato yang baik harus memuat ketiganya. Misalnya, pidato seorang menteri lebih bersifat informatif.

Pidato seorang ahli politik bersifat persuasif. Pidato seorang artis lebih  bersifat rekreatif. Pidato seorang penceramah agama di panggung, mimbar, ataupun media lain harus bersifat informatif, persuasif, dan rekreatif.

Selanjutnya, karena pidato harus berisi dan  berkualitas, maka tahap persiapan pidato berikutnya adalah  membaca literatur terkait topik dan judul pidato.

Literatur yang juga harus dibaca bukan hanya buku, tapi juga hasil survey, dokumen. Untuk pencerah agama tahapan membaca literatur ini lebih panjang. Diawali memahami al-Qur'an, hadits Nabi, karya ulama, hingga ilmu bantu, seperti ilmu sosial, humaniora, dan yang lainnya.

Tahapan pidato yang ketiga adalah tahapan yang bersifat teknis, yakni membuat kerangka pidato mulai dari pembukaan, isi, hingga penutup. Durasi pembukaan harus singkat. Yang terpenting dari pendahuluan adalah menyampaikan judul pidato secara interogatif.

Sementara Isi pidato harus mudah dicerna dan diingat. Untuk itu dapat digunakan  metode numerik, dengan menyebutkan angka. Seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Untuk ceramah agama, misalnya, bisa diuraikan tiga ciri orang munafik. Mulai dari yang pertama, kedua, dan ketiga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline