Bali khususnya Buleleng selama ini dikenal akan pariwisata yang populer di dunia dengan wisata budayanya dan alam yang eksotis. Sebagian besar penduduk Bali yaitu sebanyak 4 juta penduduk sangat bergantung dari pariwisata. Namun, saat ini sudah hampir 4 tahun Bali dirundung bencana pandemi yang menyebabkan hancurnya pertumbuhan ekonomi hingga minus 12% apalagi situasi keamanan dunia dan suhu politik yang kian memanas menyebabkan banyaknya pengangguran dan kemiskinan seakan belum mampu disembuhkan (www.kompasiana.com, 2022). Sebagai daerah yang unik agar masyarakat dapat bertahan hidup maka perlu terobosan yang bersifat demonstration effect (perubahan tanpa paksaan), melalui integrasi yang bersifat anti cultural animosity (tidak saling meniadakan).
Tantangan paling strategis tentang buah-buahan saat ini adalah, membuat buah- buah produksi Indonesia menjadi raja di negeri sendiri. Salah satu buah lokal yang prospektif adalah anggur (Vitis vinifera). Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur, Kupang dan Bali. Di Bali , sentra perkebunan anggur adalah Kabupaten Buleleng, Salah satu kecamatan yang memiliki jumlah paling banyak adalah Kecamatan Banjar. Luas areal perkebunan anggur sekitar 500, 5 hektare. Dengan jumlah pohon sebanyak 210.619 pohon. Penjualan masih menggunakan sistem ijon (sudah dijual di pohon). Kondisi Covid-19 memang sangat memukul petani anggur, karena daya beli masyarakat menurun.
Melihat situasi ini muda mudi Banjar Purwa, Desa Pengastulan dalam Bendera CV. Pionir Akslerasi Sejahtera mampu menciptakan produk inovatif BULDE Kombucha Anggur dari SCOBY Isolat Lokal ILS-06 dengan menggandeng seorang ilmuwan bioteknologi bapak Dr. Nyoman Tika dari Kampus Kimia Undiksha dan Teknologi Membran De-alcoholic GSP-08 milik kami I Putu Pandu Setiawan . Produk ini memiliki cita rasa yang unik dengan sensasi taste mirip wine dan tanpa alkohol. Selain itu kandungan antioksidan yang tinggi bermanfaat untuk mengurangi gula darah/diabetes, kanker, antiaging, antimag dll. Sehingga anggur yang tak termanfaatkan ketika pasca panen berlebih menjadi produk olahan yang unik dan memiliki peluang menembus pasar pariwisata internasional di pulau Bali sebagai oleh-oleh khas Buleleng.
Produk ini telah memiliki legalitas lengkap dan sudah diuji pasar hingga ke pulau jawa, sumatra dan kalimantan. Selain itu tim CV.PAS sudah menciptakan produk lainnya seperti wine nonalkohol dan sparkling jus dengan harga yang terjangkau. Dengan dukungan berbagai pihak seperti BRIN, Pemkab Buleleng DisperindagkopUKM PLUT dan masyarakat Buleleng diharapkan mampu mendukung perekonomian petani dan sumber daya lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H