Gunung Bromo merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Provinsi Jawa Timur. Gunung Bromo memiliki tanah yang subur sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan ini memanfaatkannya sebagai lahan pertanian. Masyarakat sekitar area Gunung Bromo sebagian besar hidup dari sektor pertanian. Komoditas pertanian yang dihasilkan di Gunung Bromo antara lain kentang, kubis, bawang, wortel, dan jagung.
Komoditas kentang sendiri merupakan salah satu komoditas terbesar yang dihasilkan dari lahan pertanian daerah Gunung Bromo. Ada berbagai jenis tanaman kentang yang biasanya di tanam di lahan pertanian Gunung Bromo. Jenis jenis tersebut yaitu granola bunga, granola nadya, ritek, perceh, granola jerman, G2, G1, dan klun.
Jumlah hasil panen kentang yang ada di bromo dapat mencapai 30 ton/ha. Petani pastinya sangat untung dengan jumlah hasil panen yang mereka dapat tersebut. Tetapi hal ini tidak berlaku jika para petani harus mengalami kerugian dikarenakan harga jual kentang Rp10.000/kg. Fakta ini membuat petani mengalami kerugian yang cukup besar. Hal itu juga yang membuat para petani mengalami kerugian karena apa yang mereka keluarkan tidak sebanding apa yang mereka dapatkan sehingga banyak yang mengeluh.
Seperti pertanian kentang yang ada di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Lahan pertanian kentang di desa ini juga sangat luas. Jenis kentang yang biasanya banyak ditanam di Desa Ngadiwono adalah jenis granola bunga, G2, dan G1. Jenis kentang G2 juga banyak ditanam di Desa Ngadiwono. Jenis kentang G2 sendiri adalah keturunan kentang dari pembibitan pertama G0.
Tanaman kentang di Desa Ngadiwono pada gambar tersebut masih berusia 2 bulan berjenis granola bunga. Biasanya di usia-usia tanaman ini masih diperlukan perawatan yang intens.perawatan yang diberikan seperti pemberian pestisida, fungisida, dan obat-obatan lainnya. Para petani biasanya menyiram tanaman kentang di musim kemarau dengan intensitas tiga kali dalam satu minggu. Tanaman kentang sudah siap untuk dipanen ketika berumur 110 hari atau sekitar 3 sampai 4 bulan. Di daerah Desa Ngadiwono petani memanen kentang dengan menggunkan alat tradisional seperti cangkul.
Kentang-kentang yang sudah dipanen selanjutnya akan dijual. Petani biasanya menjual kentang hasil panen mereka kepada juragan yang biasanya menerima hasil panen kentang mereka. Juragan tersebut akan mendistribusikan kentang-kentang tersebut keluar kota seperti Magetan dan Jakarta. Selain dijual ke luar kota juga didistribusikan ke pasar-pasar daerah setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H