Lihat ke Halaman Asli

Takdir dan Berdoa

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya melihat ada paradoks dalam takdir dan berdoa,maksud saya begini :

- Adalah sebuah pertentangan ketika seseorang percaya bahwa takdir itu adalah ketentuan yg absolut dari Tuhan,sekaligus dia percaya akan kekuatan sebuah doa.Penjelasannya sbb :

Misalkan Tuhan sudah menakdirkan si X pada umur 40 tahun akan mendapat sakit selama 3 bulan dan kemudian mati.Karena ini takdir Tuhan,pasti akan terjadi kan,nah si X ini percaya akan adanya takdir Tuhan,tapi dia juga percaya akan kekuatan doa,maka berdoalah dia minta kesembuhan...hasilnya apa?

Kalau kita merujuk pada premis pertama bahwa takdir itu sudah digariskan oleh Tuhan ( bahkan ada yang percaya bahwa sebelum manusia lahir sudah ada garis takdir),maka sia-sialah doa yang dipanjatkan oleh si X tadi,karena ketetapan dari Tuhan si X ini akan sakit selama 3 bulan pada umur 40 tahun kemudian mati.

Jadi,untuk apa kita berdoa memohon kepada Tuhan,kalau takdir kita sudah tertulis...,dan anehnya lagi di kitab suci-kitab suci, Tuhan pun menganjurkan kita agar berdoa memohon kepadanya...

Pertanyaan saya, sudah benarkah konsep takdir dan berdoa yang kita yakini selama ini?benarkah manusia itu punya free will atau kehendak bebas...?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline