Bila ada yang bertanya, Sebaiknya saya mempersiapkan dana pendidikan anak-anak saya kemana ya? Sebab banyak yang menawarkan saya, tabungan pendidikan ‘lah dari bank ijo, atau asuransi pendidikan ‘lha dari asuransi item. Saya akan menyampaikan bahwa ke 2 produk tersebut adalah gabungan atau campuran produk investasi dan asuransi, bedanya adalah KOKI-nya saja. Satu dimasak oleh Bankir dan satunya lagi dimasak oleh Asuradur. Konsep Investasi dan Asuransi yang dicampur sebenarnya kurang tepat, dan yang lebih benar adalah dipisah, untuk menghasilkan dan mencapai tujuan keuangan yaitu tersiapkannya dana pendidikan. Solusi: 1. Orang tua pencari nafkah dicover oleh asuransi jiwa murni + cacat sebesar Dana Pendidikan yang dibutuhkan 2. Selisih dananya, Anda taruh di berbagai instrumen investasi sesuai time horizon yang tersedia, misalnya - untuk biaya SD ( 2 – 4 tahun) : Logam Mulia atau Reksadana pasar uang/ RD campuran - untuk SMP / SMA (8 – 12 tahun) : RD Saham, Property atau Saham langsung - untuk KULIAH (15 tahun) : Saham, Property, RD Saham Investasi harus disesuaikan dengan usia orang tua, profil risiko, pengetahuan dan pengalaman investor dan beberapa pertimbangan lainnya. So, apapun tujuan keuangan Anda, INVESTASI mestinya dipisah dari ASURANSI sumber : http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/11/15/dana-pendidikan-anak-di-asuransi-atau-di-bank-atau-di-investasi-murni/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H