Ketika kecil kita bercita-cita ingin menjadi berbagai hal, ada yang ingin menjadi pilot, polisi, guru, maupun presiden, tapi pernahkah kita terlintas menjadi seorang wirausaha? Jawabannya tentu tidak, karena imajinasi kita tidak pernah didorong ataupun ditampilkan kegiatan-kegiatan wirausaha malah lebih menonjol pada profesi-profesi yang memang umum adanya. Ketika sudah besar, bagaimana realitanya? Jauh dari kenyataan sebenarnya, orangtua cenderung mendorong anak-anaknya agar memilih profesi dengan tingkat pendapatan yang cukup, guna memenuhi kebutuhan hidup keberlanjutan.
Apa sih profesi yang paling menonjol di Indonesia? Tentu kita semua sudah tau, yaitu cenderung menjadi seorang pegawai negeri sipil atau PNS, pandangan para orangtua tentang pegawai negeri sipil adalah memiliki penghasilan Menurut data BPS tahun 2023, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia sebanyak 3,73 juta orang pada akhir 2023. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan hanya menjadi pegawai biasa.
Tuntutan orang tua sering kali menjadi cambuk keras bagi anak-anaknya dalam menentukan jalan mana yang akan mereka tempuh, jika berhasil meyakinkan orangtua tentu pilihan pekerjaan akan sesuai dengan passion yang kita miliki, namun apabila kita terlanjur tidak dapat memilih dan menentukan untuk meyakinkan orangtua kita? Ya cukup dengan bersyukur dan berpasrah.
Kembali lagi pandangan itu tidak semua dimiliki oleh masing-masing orangtua, ada juga orangtua yang membebaskan anaknya untuk memilih masa depan masing-masing dengan dasar kemampuan serta keyakinan dari anak-anaknya. Adapula anak yang cenderung memiliki sikap dan pemikiran yang sama dengan kedua orangtuanya, mengganggap memang benar saran yang orangtua mereka berikan untuk memilih masa depan sesuai dengan apa yang orangtua mereka inginkan dan begitupun anaknya.
Biasanya hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti halnya kedua orangtua yang memang PNS, ataupun kerabat saudara, anak lebih mudah untuk dipengaruhi seperti halnya gaji yang cukup, berbagai macam tunjangan yang ada, serta tunjangan pensiun yang mencukupi untuk kebutuhan di hari tua, hal seperti itu sudah ditanamkan sejak dini kepada sang anak agar mengikuti jejak dari kedua orangtua mereka.
Seiring perjalanan bertumbuh mungkin sang anak lebih paham akan pola kerja seorang PNS, bekerja sesuai dengan patokan waktu, dituntut untuk bekerja secara disiplin, taat dan rajin, memakai seragam sesuai dengan aturan, tidak adanya kebebasan-kebebasan yang mengakibatkan seseorang memilih untuk berpikir-pikir terlebih dahulu sebelum memulai terjun ke dunia PNS. Pola pikir seperti ini biasanya dimiliki oleh seorang anak muda yang lebih nyaman untuk tidak terlalu untuk dituntut diatur saat melakukan aktivitas apapun, mereka sudah terlanjur bosan semisal contohnya gaya ketentuan berpakaian di sekolah yang harus berbeda setiap harinya, hal itulah yang membuat anak muda untuk memulai kegiatan atau langkah yang baru anak muda lebih ingin tampil sesuai dengan apa yang mereka kehendaki kembali lagi tanpa menghilangkan rasa kedisplinan. Maka dari itu banyak anak muda yang lebih banyak memilih profesi yang tanpa melibatkan kebiasaan lama mereka, cenderung memilih freelance atau pekerjaan yang bebas ibaratnya mereka sendiri adalah bosnya.
Konsep freelance ini termasuk membentuk gaya berpikir untuk melakukan kegiatan berwirausaha, lalu apakah dengan berwirausaha akan dapat membentuk hidup kita menjadi lebih menarik? Tentu saja jawabannya adalah iya, pertanyaanya mengapa kita tidak mencoba menggali potensi diri yang kita miliki? serta membentuk jiwa wirausaha dengan skill serta keterampilan yang kita miliki?. Jawabannya menjadi dan membentuk jiwa menjadi seorang wirausahawan tidak hanya akan memberikan kebebasan secara finansial, tetapi juga memberikan kepuasan diri yang tak ternilai, seperti yang dikatakan tadi, kita adalah seorang bos yang dapat mengatur segala waktu, keuangan, pendapatan, aturan-aturan yang tidak dapat dilakukan oleh seorang pegawai negeri sipil.
Seseorang memilih profesi sebagai seorang wirausaha tentu tidak secara asal-asalan, perlu pemikiran yang mata, riset yang yang banyak, serta tentunya belajar baik secara individu maupun seperti kelas-kelas online. seseorang yang memilih jalan tersebut harus siap akan berbagai konsekuensi dan tantangan yang akan dihadapi kedepan, terutama dari segi keuangan yang akan memberikan dampak signifikan terhadap alur usaha yang akan kita geluti. Perlu kita ketahui seseorang lebih memilih profesi sebagai wirausaha karena berbagai faktor alasan tertentu:
- Fleksibilitas Waktu: Wirausaha lebih bebas dalam mengatur waktu kerja, tidak seperti pekerja kantoran yang punya jam kerja terbatas
- Memiliki Otoritas: Wirausaha adalah bos bagi diri sendiri, memiliki kewenangan untuk memimpin, membuat peraturan, bertindak apa pun, dan sebagainya
- Memiliki Banyak Relasi: Menjalankan wirausaha memerlukan hubungan dengan berbagai pihak, seperti pemilik usaha lain, vendor, dan berbagai pihak yang terlibat kerja sama
- Bekerja Sesuai Minat: Menjadi wirausaha memungkinkan untuk berbisnis sesuai minat, tidak seperti karyawan yang harus melakukan tugas yang tidak disukai
- Memiliki Kesempatan: Wirausaha dapat memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi positif kepada lingkungan sekitarnya, seperti menciptakan lapangan kerja, membantu masyarakat, atau memberikan bantuan sosial
- Memiliki Kreativitas: Wirausaha dapat berkreasi untuk mengembangkan penjualan, tidak terpaku pada suatu strategi saja, dan setiap harinya dapat mengambil inovasi
Selain itu, wirausaha juga dapat memiliki keuntungan lainnya, seperti penghasilan yang lebih tinggi, kemungkinan untuk memiliki bisnis independen, dan kesempatan untuk memberikan ilmu kepada generasi penerus. Play hard, work hard dan istirahat, ibaratnya menjadi seorang wirausaha tentu sebuah perjalanan upgrade diri, menginspirasi diri untuk terus berinovasi, serta menciptakan berbagai peluang-peluang yang ada. Dibalik itu pasti ada sebuah tantangan untuk memulai, perlu didorong dengan niat serta keberanian diri, diimbangi dengan relasi serta kerja keras dari diri pribadi masing-masing jangan lupa untuk istirahat sejenak setelah pikiran berkalut dengan berbagai ide yang telah dituangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H