Lihat ke Halaman Asli

Pande Anggarnata

from nothng says everthing

Ketika Perempuan Usung Ogoh-ogoh

Diperbarui: 10 Maret 2016   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang tidak lazim dalam parade ogoh-ogoh pada malam tanggal 8 Maret 2016di Desa Blahbatuh Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali. Ogoh-Ogoh Dewi Kali yang dibuat oleh Sekehe Taruna Bina Karya Banjar Tengah Blahbatuh sebenarnya biasa saja. Apalagi ogoh-ogoh yang digunakan saat ini adalah ogoh-ogoh tahun lalu dengan sedikit polesan pada wajah, namun terlihat lebih cantik dan lebih feminim.

[caption caption="pande anggarnata"][/caption]Yang menarik dari ogoh-ogoh ini adalah para pengusungnya semua cewek. Jika biasanya pengusung ogoh-ogoh adalah pria atau pemuda dari sekehe teruna (organisasi kepemudaan di bawah banjar adat) maka untuk tahun ini ST. Bina Karya melakukan hal yang berbeda. Mereka sengaja mengumpulkan pemudi/cewek yang ada di lingkungan Banjar Tengah untuk mengusung ogoh-ogoh mereka.

Para pemudi itu di dandani sehingga tak kalah cantiknya dengan ogoh-ogoh yang merak arak. Dengan balutan pakaian yang cukup sexy mereka dengan semangatnya mengusung ogoh-ogoh yang lumayan berat. Tetapi semangat mereka untuk memberikan tampilan yang terbaik dan berbeda membuat semuanya terasa ringan.

Setelah sampai catus patha (perempatan) mereka meletakan ogoh-ogoh, mereka melakukan tarian-tarian, selanjutnya dengan akapela melakukan tarian cak modern. kemudian mengising ogoh-ogoh lagi sembari "menarikan" ogoh-ogoh tersebut selayaknya laki-laki. Sungguh indah, cantik dan penuh kelembutan.

Barangkali inilah wujud emansipasi perempuan dalam perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Isaka 1938. Menurut Kelihan Banjar Tengah I Ketut Ambara, SH, hal ini sengaja dilakukan untuk memberikan warna baru dalam parade ogoh-ogoh di Blahbatuh. "Setelah dua tahun berturut-turut menggelar pragmentari ogoh-ogoh, maka tahun ini ini kami tampilkan wanita mengusung ogoh-ogoh, sebagai bukti adanya kekuatan dalam kelembutan perempuan." imbuhnya.

Apapun itu jelas ini sebuah pembedaan. Sesuatu yang baru yang mungkin akan menambah warna dalam setiap parade ogoh di tahun-tahun selanjutnya. Apa pun itu, Selamat Hari Raya Nyepi 1938, SUNYI, SEPI, SUCI.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline