Lihat ke Halaman Asli

Panca Nur Ilahi

Penulis Rebahan

Perpecahan Antara Korea Selatan dan Korea Utara

Diperbarui: 28 Agustus 2020   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kamu pasti sudah tahu bahwa Korea Selatan dan Korea Utara merupakan dua negara yang berbeda, wilayah kedua negara ini berada di satu daratan yang sama yaitu Semenanjung Korea. Industri hiburan Korea Selatan yang saat ini mulai berkembang ke seluruh dunia tentunya menjadi daya tarik semua orang untuk mengunjungi Korea Selatan sedangkan negara tetangganya Korea Utara selalu menjadi pusat perhatian atas langkah militer yang mereka ambil. Sampai saat ini pun kedua negara masih dalam keadaan bersitegang. Lalu bagaimana kedua negara ini memutuskan untuk memisahkan diri bahkan sampai sekarang? 

Rentang waktu perang Korea yaitu 1950-1953, adanya peperangan ini seperti konflik antar saudara yang terkadang mereda dan memanas. "Sesuai dengan perjanjian Yalta (1945) dinyatakan bahwa Uni Soviet akan mengumumkan perang kepada Jepang setelah perang di Eropa selesai. Pasukan Uni Soviet menyerang Jepang melalui Semenanjung Korea. Selanjutnya dalam perjanjian Potdam pada 26 Juli 945, disepakati bahwa Korea akan dimerdekakan (Agung, 2012: 131)". Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu dengan pasukan Jepang yang berada di Lintang Utara menyerah kepada Uni Soviet sedangkan wilayah Lintang Selatan menyerah kepada Amerika Serikat. 

Dengan adanya dua pengaruh besar di satu wilayah Semenanjung Korea tentunya memberikan dampak ideologi yang berbeda antara dua wilayah Selatan dan Utara.  Selain adanya persaingan ideologi yang menjadi sebab umum terjadinya perang Korea ada hal lain yang membuat Semenanjung Korea terpecah menjadi dua bagian seperti pembagian wilayah Korea menjadi dua bagian serta tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tentang pembentukan Korea merdeka. Maka wilayah Semenanjung Korea mempunyai dua kekuasaan besar di dua wilayahnya, ini juga menjadikan adanya dua pemerintahan yang berbeda antara wilayah Korea Selatan dan Utara.

"Wilayah Korea Selatan pada 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan) beribu kota di Seoul, dengan Syngman Rhee sebagai Presiden pertamanya. Tidak tinggal diam pada 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) beribu kota di Pyongyang, dengan Kim Ill Sung sebagai Presiden pertamanya(Agung, 2012: 134)". Maka sejak itu Semanjung Korea terpecah menjadi dua negara. 

Adanya dua negara dalam satu semenanjung tentunya membuat kedua negara ini saling mengklaim bahwa pemerintahan negaranya lah yang menjadi pusat pemerintahan. Sehingga pada Desember 1948 Sidang Umum PBB menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah pemerintah satu-satunya pemerintahan yang sah. Dengan keputusan ini Korea Utara merasa haknya tidak diakui PBB dan membuat Korea Utara menjadi semakin benci kepada Korea Selatan. Dengan keberatannya hasil dari sidang PBB Uni Soviet mendukung Korea Utara untuk mengambil langkah kekerasan dan perang. 

Pada hari Minggu, 25 Juni 1950 pukul 04:00 waktu setempat pasukan Korea Utara mengadakan serangan ke Korea Selatan, serangan mendadak ini membuat Korea Selatan Kalah dan melalui radio Pyongyang mengumumkan perang yang disiarkan ke seluruh kota (Agung, 2012: 135). Selanjutnya perang terus berlanjut sampai bahkan Seoul dapat diduduki oleh pasukan Korea Utara.

Melihat adanya dukungan Uni Soviet di belakang Korea Utara, Amerika dengan ini mendukung Korea Selatan. Perang yang terjadi ini memberikan dampak yang sangat besar bagi wilayah Korea bahkan untuk dunia internasional. Kekuatan Amerika dan Uni Soviet menjadikan kedua negara ini negara adidaya dan RRC muncul sebagai kekuatan besar di wilayah Asia setelah Jepang. 

Dengan perang yang sangat memberikan kerugian antar kedua negara upaya-upaya untuk menyelesaikan perang terus dilakukan. "Akhirnya perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Cina, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut (Agung, 2012: 145)". 

Sesungguhnya perang ini memang belum benar-benar berakhir antara kedua negara sampai saat ini, garis demarkasi atau garis batas wilayah terus dijaga oleh kedua belah pihak. Bahkan kedua negara ini terus bersiap dengan segala sesuatu buruk yang akan terjadi, untuk menghadapi itu Korea Selatan memberlakukan Wajib Militer bagi pria dewasa yang berwarga negara Korea Selatan dengan keadaan tubuh yang sehat. Sedangkan Korea Utara memfokuskan pada pengembangan militer yang mereka miliki salah satunya perkembangan senjata nuklir. 

SUMBER REFERENSI 

Agung, Leo. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta: Ombak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline