Lihat ke Halaman Asli

Indra GP

Mahasiswa Pendidikan Seni

Kebun Semesta Raya

Diperbarui: 12 Januari 2022   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap depa dalam hidupku
Aku dermakan untukku belajar,
Tentang tugas kita berkebun di bumi

Timbul pertanyaan yang sering terucap
Apa yang sebenarnya kita tanam?
Apakah benalu, putri malu, atau belukar penuh duri?Sedang padi pun sulit didapat

Ladang telah dipenuhi ilalang,
Rumput gajah, dan sampah
Hampir tak ada ruang benih ini ku semai

Aku berusaha menemukan sejengkal tanah
Tak luas tak apa,
Paling tidak tugasku menanam padi untuk makan keluargaku cukup

Kalaupun jika Sang Maha Sejati memberi lebih
Setidaknya aku ingin berbagi tanah itu bersama kawan dan saudara

Susah sekali berjalan di tengah geliat tanah penuh lumpur,
Bercampur kotoran hewan-hewan,
Yang setiap hari memakan kotorannya sendiri

BumiMu memang luas, dan terhampar seakan tak berujung
Namun mengapa perasaanku sempit?
Barangkali ku perlu sesekali mengudara
Melihat bulatan Dewa yang setiap waktu setia berputar
Berdendang bersama Mentari dan Bulan
Selaras dalam simfoni Semesta Raya

Di Bumi aku berpijak
Pada langit tugas ku junjung

Kulakukan baktiku tulus
Dan kupersembahkan sebutir upa
Sebagai tanda cintaku padaNya

Semarang, 12 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline