Assalamualaikum,
Hai sobat pembaca setia...
Semoga semua dalam keadaan selamat dan sehat selalu.
Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya dalam berlatih mengapit biola, atau secara harfiah berarti menjaga biola tetap dalam posisi stabil di antara dagu dan bahu, tanpa topangan tangan.
Pada awalnya, saya mengira bahwa cara menghandel biola adalah dengan ditahan oleh tangan kiri dan ditempatkan di bahu sebelah kiri, namun cara ini justru keliru.
Cara menghandel (istilah "menghandel" dari kata "handle" (bahasa Inggris) = menahan lebih tepat daripada memegang) biola yang tepat, adalah dengan mengapitkan biola di antara dagu (tulang rahang) dengan bahu.
Cara ini terlihat klasik, dan terasa amat menyiksa. Syukurlah dalam perkembangan zaman, ditemukan alat bantu handel biola yang bernama "shoulder rest", yang berfungsi sebagai "ganjal" biola dan bahu agar ketinggiannya sesuai dengan proporsi tubuh kita.
Namun, yang akan saya bagikan adalah pengalaman saya menghandel biola tanpa alat bantu apapun, hanya mengandalkan ketepatan posisi dagu dan bahu. Cara ini saya dapat dari guru biola saya, yang kebetulan telah lama mengajarkan metode ini pada murid didiknya.
Pada awal saya belajar biola, saya diminta untuk dapat, paling tidak menjaga posisi biola terap tegak lurus dengan tubuh kita, dalam beberapa menit. Hal ini adalah ujian yang bisa dibilang cukup berat.
Bagaimana tidak, kebanyakan biola memiliki lapisan cat (vernis) yang licin sehingga sangat sulit sekali untuk menahan biola agar tidak selip dan dan terjatuh. Walaupun pada biola modern pada umumnya sudah dilengkapi dengan "chinrest", atau alat tumpuan dagu, namun tetap saja jika posisinya tidak tepat akan menimbulkan sakit dan memar di kulit dan biola pun sering terjatuh.
Sebagai catatan!!, kebanyakan pemain biola memiliki bekas ruam di sekitar dagu atau bahunya. Hal ini diakibatkan intensitas pemain biola dalam berlatih maupun bermain biola.