Lihat ke Halaman Asli

Indra GP

Mahasiswa Pendidikan Seni

Mutiara ke-25

Diperbarui: 6 Mei 2021   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menemui pelajaran hidup sekaligus kematian yang tidak pernah aku lupakan
Kujumpai diriku risau memikirkan tujuan
Aku terpana, terlena dalam buaian keinginan
Berandai menyentuh rembulan dengan tangga kayu lapuk, nan dangkal, alangkah malangnya aku, sambil ku tertawa

Dua bulan diriku digoncang kesana kemari
Bagai bahtera di segitiga bermuda, aku hilang arah dan tak tau kembali
Kumengira siangku malam, dan malamku adalah pagi
Siapa diriku pun, musti kupertanyakan pada ilalang, yang setiap hari menghiasi kebun rumahku

Hampir ku kerjai diriku sendiri, dengan siksaan dan hinaan tak terobati
Hingga aku dipertemukan dengan matahari, yang setiap hari mendampingiku, selalu di dekatku, menjadi energi bagi kehidupanku
Bapak, ibu, kakak, saudara, kakek, kerabat, teman, sahabat, dan cintaku yang kemudian disandingkan kepadaku saat kuterkapar, ternyata senantiasa menjagaku, melindungiku, merawatku, dan menumbuhkanku kuat, hingga, hari ini aku belajar bak neil amstrong, untuk melesatkan tekad dan tujuan hidupku, bersama ilmu menuju permukaan bulan, dan bersiap mendaratkan cintaku pada-Nya

Indra Galih Pamungkas
15 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline